Dalam Pelukan Dingin Tambora. Dalam ketidakberdayaanku dalam kelelahanku. Engkau masih setia menungguku. Engkau masih ada untukku. Pacet dan peluh berlomba memenuhi sekujur tubuh. Damai meskipun lelah berpacu dengan waktu.
Matahari masih jauh dari terbit. Saat kaki-kaki letih mulai perlahan menapaki tanah dan batuan vulkanikmu. Sentuhan daun jelatang membuat hangat tubuh. Kakiku tak mampu, semangat terus berpacu. Lelah mendera. Kuatkan Aku Tuhan.
Saat Fajar menyingsing. Kaldera dan puncakmu di depan mata. Meski letih tubuh, semangat kembali berpacu. Untuk mengagumi keindahanmu. Allah Maha Besar, dihadapanku telah terbentang pahatan sempurna. Sujud Syukur pada-Mu Tuhan. Engkau memperlihatkan lagi karya agung-Mu. Tiada kata yang dapat terucapkan untuk semua yang ada didepan mataku. Hanya haru yang ada dalam kelelahan dalam ketidakmampuanku. Engkau memampukan aku melihat semuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
September, 26th-27th, 2010












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!