D'TRAVELERS STORIES
Ini Kisah 'Morning in Chelsea'
Pagi beranjak mendekati pukul 9, Fulham Broadway subway station masih ramai dengan orang-orang yang dalam perjalanan ke kantor masing-masing. Sekilas stasiun ini tak jauh berbeda dengan stasiun subway lain yang ada di Kota London.
Namun sebuah layar LCD besar bertuliskan 'See It, Hear It, Feel It' dengan gambar stadion dan logo klub sepakbola Chelsea, yang terpasang di dinding koridor menuju pintu keluar mengisyaratkan bahwa kita sudah berdiri sangat dekat dengan Stamford Bridge. Stamford Bridge terletak di wilayah barat daya London, tepatnya di Fulham Road SW6 1HS London. Hanya dengan berjalan kaki sekitar 260 meter ke arah kiri Fulham Broadway kita akan tiba tepat di Britannia Gate, salah satu akses masuk ke Stamford Bridge.
Di tembok sebelah kiri gerbang yang memisahkan stadion dengan gedung The Sir Oswald Stoll Foundation terdapat tulisan sakral: Stamford Bridge SW6 Home of Chelsea FC. Adapun di bagian kanan terdapat signage Chelsea FC serta ucapan selamat datang dalam berbagai bahasa. Dua orang petugas keamanan berjaga di pos pemeriksaan. Hanya ada segelintir orang berkunjung pagi itu.
Maklum saja karena saat itu adalah weekdays, tak ada jadwal pertandingan Liga Inggris di pertengahan minggu. Pun waktu stadium tour baru akan dimulai beberapa puluh menit lagi. Bangunan Stamford Bridge dari luar terlihat seperti gedung kantor dengan dinding sedikit melengkung di sisi depannya. Sebuah patung berdiri gagah dekat Millennium Reception.
Ia adalah representasi Peter Osgood, pemain legendaris kebanggan Chelsea yang telah mencetak 150 gol sepanjang karirnya bersama The Blues pada dekade 1960-1970 an. Setelah kematiannya di tahun 2006, abu jenazah Peter Osgood yang berjuluk King of Stamford Bridge ini bahkan dimakamkan di bawah titik penalti gawang selatan.
Adapun sebagai penghargaan kepada pemain-pemain besar lainnya, klub mendedikasikan The Shed Wall, dinding yang memajang foto legenda-legenda sepanjang masa Chelsea seperti Gianfranco Zola, Jimmy Floyd Hasselbaink, Gianluca Vialli, Marcel Desailly, Didier Drogba, Petr Cech, dan tentu saja Frank Lampard sang mantan kapten yang belum lama dipecat dari kursi pelatih. Stamford Bridge berkapasitas lebih dari 41.000 tempat duduk. Awalnya stadion yang dibangun sejak 1876 ini adalah stadion atletik.
Namun di tahun 1905, pemilik stadion memutuskan untuk mendirikan klub sepakbola yang diproyeksikan akan menjadi rival bagi Fulham FC yang bermarkas tak jauh dari sana. Maka mulai tahun itu pula, Stamford Bridge resmi beralih fungsi menjadi stadion sepakbola sampai sekarang.
Stadion yang terakhir di renovasi tahun 1998 ini terdiri dari empat buah tribun yaitu West Stand di sisi barat, The Matthew Harding Stand di sebelah utara, East Stand di timur, dan The Shed End di bagian selatan. Setelah puas berkeliling Stamford Bridge, jangan lewatkan untuk singgah di Chelsea Megastore, toko merchandise klub yang ada di dekat main reception. Beragam produk asli Chelsea mulai dari jersey, jaket, kaos, polo shirt, sepatu bola, syal, bola, topi, dan masih banyak lagi, dijamin akan menggoda iman The True Blues, pendukung Chelsea sejati.
Tak terasa matahari semakin merangkak naik. Namun dinginnya udara masih mendekap kawasan prestisius di kota London itu. Lapisan awan putih berarak di pagi musim semi, ditiup angin yang juga mengibaskan bendera biru Chelsea FC hingga berkibar di atas Stamford Bridge.
Seiring dengan jargon klub "Keep the Blue Flag Flying High", seolah menegaskan pada dunia, bahwa klub bergelar The Pride of London yang baru saja menjuarai Liga Champions tahun 2021 ini, juga layak diperhitungkan sebagai salah satu klub terbaik di benua Eropa.