Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Kamis, 20 Okt 2022 14:45 WIB

D'TRAVELERS STORIES

Berpetualang Singkat di Wisata Alam Pagat, Seru!

Maria Roeslie
d'Traveler
Jamur yang tumbuh di batang kayu
Jamur yang tumbuh di batang kayu
Jamur yang tumbuh di batang kayu
Jamur yang tumbuh di batang kayu
Bunga durian mantuala
Bunga durian mantuala
Rakit bambu di pagat batu benawa
Rakit bambu di pagat batu benawa
wisata air manggasang
wisata air manggasang
Pondok pondok di manggasang
Pondok pondok di manggasang
Villa kampoeng bamboe tandilang
Villa kampoeng bamboe tandilang
detikTravel Community -

Udara dingin meliputi Kampoeng Bamboe Bukit Tandilang. Daerah ini merupakan daerah tertinggi di Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Masuk dalam jajaran pegunungan Meratus.

Sembari menyusuri jalan aspal mulus menuju kampung terdekat, saya memperhatikan sekeliling dan menemukan pemandangan cukup langka jika tinggal di kota, yaitu tumbuhnya jamur di batang-batang pohon. Iseng saya memotret keindahan barisan jamur yang tumbuh di batang kayu tersebut.

Ida adik saya juga mengikuti apa yang saya lakukan, akhirnya kami saling memotret dari ujung yang berbeda. Menarik. Kami segera kembali ke Villa karena gerimis mulai turun.

Di halaman Villa terdapat pohon durian yang bunga-bunga nya jatuh ke tanah. Menurut pak Rusi pemilik Villa, pohon durian tersebut berjenis Mantuala. Durian Mantuala adalah jenis durian lokal hasil persilangan antara buah durian dan buah paken (lay), dengan rasa gurih durian namun warnanya cenderung ke warna orange. Durian Mantuala sangat diburu karena masih sangat sedikit pohonnya. Saya sangat tertarik dengan bentuk bunga durian Mantuala tersebut, saya pungut dan saya potret.

Pagi itu kami sarapan nasi kuning yang telah disediakan oleh ibu pengurus vila. Nasi kuning dengan lauk ikan haruan (ikan gabus) dan bumbu habang (merah) sangat nikmat dicicipi pagi itu. Kuliner ini merupakan salah satu makanan khas Kalimantan Selatan. Sambil gantian mandi, kami juga berkaraoke ria. Dan setelah semua selesai bersiap, kami langsung check out.

Hari ini kami melanjutkan explore ke wisata alam Desa Pagat di Kecamatan Batu Benawa yang jaraknya sekitar 33 km. Kami tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Pagat terdapat disekitar kota Barabai saja dan hanya berjarak sekitar 7 km dari pusat kota.

Pemandangan pagat adalah batu-batu alam yang besar-besar dengan aliran sungai yang deras serta bukit batu di seberang sungai. Saya pernah ke sini sekitar 45 tahun yang lalu, saat saya masih kecil. Tidak terlalu banyak perubahan yang terjadi, hanya setelah pintu masuk ada batu bertuliskan Wisata Alam Pagat.

Kami menyempatkan bernarsis di sini. Ada juga diletakkan kursi dan meja di pinggir sungai untuk bernarsis. Relief Legenda asal usul tempat ini sudah tiada. Relief tersebut menceritakan legenda Raden Pangantin yang sangat mirip dengan cerita Malin Kundang. Saya menanyakan ke ibu penjual makanan di lokasi tersebut, didapat info bahwa reliefnya telah hancur diterjang banjir besar di bulan Januari 2021 tahun lalu. Semoga pemerintah kabupaten setempat dapat segera membuat penggantinya.

Saat itu, ada empat orang penduduk yang cukup berumur sedang membuat rakit bambu sebagai jembatan penyeberangan. Walau mereka sudah berusia tua, namun sangat kuat dan tahan terhadap dinginnya air sungai. Mereka berendam dan berenang melawan arus untuk mengikat bambu-bambu tersebut. Mereka mencari nafkah dari wisatawan yang menyeberang.

Kamipun beruntung dapat menyeberangi sungai, melewati jembatan dari rakit bambu tersebut. Keberuntungan tidak hanya itu, Putra Pandawa yang mengelola tempat wisata tersebut juga menghampiri kami. Beliau menghantarkan dan membantu memotret kami dengan view yang bagus.

Beliau sangat pengalaman. Bahkan juga di videokan serta di ekspose di medsos beliau, terima kasih banyak. Setelah puas menikmati keindahan alam yang membuat decak kagum kepada sang pencipta, kami menuju rumah makan legend di sekitar situ. Sate ayam gonol (besar) ukuran jumbo kami pesan sebagai masakan khasnya, ditambah ikan mas goreng dan sambel terasi melengkapi rasa. Nikmat!

Perjalanan lanjut lagi menuju wisata Manggasang yang letaknya hanya berjarak sekitar 3,5 km. Titik pantau ketinggian air di Barabai biasa dilaporkan oleh Datu Manggasang dari tempat wisata ini. Barabai dalam beberapa tahun terakhir sering Banjir. Sehingga sangat dibutuhkan pengamatan ketinggian air sungai untuk waspada.

Memang Dewa keberuntungan selalu meliputi group kami, kembali kami bertemu muka langsung dengan Datu Manggasang yang bernama asli Rifani. Ybs sangat ramah menyambut kami di pondok keren yang dibangunnya, datu yang masih muda dan keren.

Datu pun kami minta ikut narsis dengan kami. Kembali pemandangan indah derasnya air mengalir di bebatuan dan membuat garis indah di tengah sungai, tersaji di depan kami. Rasa ingin nyebur terkalahkan oleh gerimis yang kembali hadir. Tapi kami tetap nekad bermain di tepian saja. Kecuali si ading Luci yang dengan gagah berani menerjang derasnya air dibantu oleh seseorang menuju ke tengah untuk bernarsis ria.

Kami cukup mengkhawatirkannya karena Luci tidak terlalu pantai berenang. Untunglah semua baik-baik saja.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA