D'TRAVELERS STORIES
Cobain Deh ke Kampung Wisata Purbayan, Kental Banget Yogyakarta-nya
Tak banyak yang tahu, Kotagede Yogyakarta menyimpan sejarah Kerajaan Mataram Islam yang termanifestasi dalam budaya, tradisi, seni dan kerajinan. Selama ini masyarakat pada umumnya hanya mengetahui Kotagede sebagai pusat kerajinan perak.
Belum lama ini, pemerintah setempat me-launching paket wisata di kawasan Kampung Wisata Purbayan. Terdapat empat rute yang dapat dipilih wisatawan. Pada perjalanan kali ini saya memilih rute kedua. Jarak tempuh sekitar 0,9 km/ rute.
Paket wisata meliputi pengrajin keris, Basen Silver, JT Lure, kerajinan perak, Gama Silver, Unique Silver dan Pendopo Maharani. Kami diajak menelusuri pemukiman penduduk yang sangat kental nuansa Yogyakarata. Saya dan rombongan didampingi seorang pemandu wisata.
Sepanjang perjalanan ia dengan detail menceritakan sejarah Kampung Purbayan. Nama Purbayan sendiri berasal dari nama Pangeran Purbaya. Pangeran Purbaya merupakan salah seorang anak dari Panembahan Senopati Raja Mataram Islam pertama yang sangat berjasa pada tahun 1586-1601.
![]() |
Purbaya meninggal dunia bulan Oktober 1676 pada saat menghadapi pemberontakan Trunajaya. Tak terasa tibalah kami di tempat kerajinan keris dan tombak. Kerajinan keris dan tombak terletak di Kembang Basen Kg III/199 RT 12 RW 04 Purbayan Kotagede.
Masuk pintu sudah disambut dengan beragam keris yang terpajang di dinding dan langit-langit . Kami pun menapaki anak tangga untuk menuju ruang utama. Betapa terkejutnya terdapat ratusan keris yang berusia ratusan tahun.
Kami pun disambut ramah oleh Mochamad Abdillah pemilik tempat kerajinan. Dengan antusias beliau menjelaskan keris dan tombak miliknya. Terdapat banyak keris yang telah berusia ratusan tahun. Beberapa diantaranya yaitu keris mangkubumen dan bethok kamardikan.
Selain itu, juga terdapat tombak songgo nogo dan beberapa tombak lainnya baik yang berasal dari Kotagede maupun Solo. Ada hal yang paling menarik, yaitu tersedia keris yang dikemas cantik untuk hiasan rumah sehingga aura mistik tak lagi nampak. selesai kami menjelajah kami diberikan souvenir cantik berupa bros yang berbentuk keris. Setelah mengunjungi kerajinan keris, kini kami melanjutkan perjalanan di kawasan pengrajin perak.
Terdapat beberapa pengrajin perak yang terlihat asik membuat berbagai kerajinan. Pengrajin perak sudah ada sejak jaman Kerajaan Mataram Islam. Dahulu kerajinan perak hanya diperuntukkan untuk kerajaan. Hingga akhirnya datanglah bangsa Eropa yang sangat tertarik dengan kerajinan perak.
Lambat laun kerajinan perak pun diproduksi dalam jumlah banyak untuk memenuhi permintaan pasar. Semula produk berupa perabotan rumah sendok, garpu, sendok nasi, panci, piring, dan cangkir. Lambat laun berkembang seperti kalung, gelang, cincin dan anting, miniatur, dekorasi atau hiasan dinding, serta aneka kerajinan lainnya.
Di tempat tersebut kami juga diajarkan proses pembuatan kerajinan perak. Butuh ketelitian untuk membuat motifnya. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB tibalah dipenghujung acara. Kami singgah di Pendopo Maharani. Di tempat tersebut kami bisa melepas lelah setelah seharian menelusuri kampung wisata.
![]() |
Kami disuguhkan dengan penampilan kesenian gamelan yang dimainkan para remaja. Kami pun diajak untuk memainkan gamelan. Dengan penuh antusias kami memukul gamelan sesuai arahan. Tak lama terdengar suara yang begitu menenangkan jiwa. Berbagai kudapan khas Kotagede juga disuguhkan kepada wisatawan.
Salah satunya roti kembang waru yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Roti kembang waru berbentuk menyerupai kembang waru terlihat begitu cantik. Selain penampilannya yang menarik rasanya juga begitu lezat.
Terdapat berbagai varian rasa dengan toping yang beragam. Pengunjung juga dapat belajar membuat roti kembang waru. Sangat menarik bukan, perjalanan di Kampung Wisata Purbayan.