Gua Cikenceng adalah salah satu gua horizontal yang terletak di Bogor. Tepatnya di Tajur, Citeureup. Gua Cikenceng terletak tak terlalu jauh dari basecamp Palikar.
Menggunakan mobil pickup, kurang lebih 15 menit sampai di base camp atau rumah baca Linggih Alam.
Sebelum memasuki gua, safety briefing diberikan oleh tim dari Mabarbex dan Linggih Alam. Trekking kurang lebih 10 menit, untuk sampai ke mulut gua.
Sebelum itu, kami mampir dulu di sebuah bangunan kuno peninggalan Belanda. Bangunan ini diperkirakan ada sejak tahun 1900an yang merupakan tungku pembakaran batu kapur untuk dijadikan semen. Dahulu bangunan ini ada sekitar 39 buah, tapi saat ini hanya tersisa 1 buah. Itu sebabnya nama desa ini dulu lebih dikenal Desa Pekapuran.
Lanjut menuju gua Cikenceng, Perjalanan kami terdiri atas 13 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok didampingi oleh tim yg berpengalaman di bidang caving sebagai guide.
Kelompok pertama mulai menelusuri Gua Cikenceng pukul 10.00 WIB. Awal memasuki gua, kami langsung mendapat tantangan karena medan masuk gua cukup sulit. Hal itu karena celah yang sempit, sehingga kami saling membantu untuk masuk.
30 menit kemudian kelompok dua memasuki gua. Setelah semua masuk, kami langsung diajak berbasah-basahan.
Jalur gua yang sempit mengharuskan kami menggunakan banyak teknik, seperti jalan biasa, merunduk, jongkok, merayap, memanjat dinding bahkan sampai harus melewati sump (menyelam melewati lorong gua yg dipenuhi air). Di Cikenceng kami melewati 2 buah tebing dengan ketinggian kurang lebih 3 meter. Untuk melewati tebing itu bisa dengan memanjat langsung atau menggunakan bantuan webbing. Sepanjang perjalanan Cikenceng, terlihat air terjun mengalir.
Tak berapa lama kami sampai di chamber, cukup luas dan kami sempat istirahat dan tak lupa untuk foto bersama. Saat melanjutkan perjalanan dari chamber, jalur licin sehingga kami harus berhati-hati. Banyak terdapat kelalawar di sekitar chamber dan serangga-serangga kecil lainnya.
Tidak lama berjalan, kami mendapatkan tantangan yang cukup menyulitkan. Kami harus melewati lorong yang terisi air dan mengharuskan kami nge-sump. Saat sump, kami harus sangat berhati-hati dan harus bergantian. Sump ini sebagai salah satu tantangan yang ada di Gua Cikenceng.
Setelah melewati sump, perjalanan kami tak jauh untuk sampai ke pintu keluar gua. Sebelum sampai ke finish kami melihat ornamen gua yang merupakan ikon dari gua ini. Ornamen gua berbentuk seperti kenceng (wajan atau penggorengan) terbalik. Dari bentuk itulah maka gua ini dinamakan Gua Cikenceng.
Melewati ornamen ikonik dari gua Cikenceng, akhirnya kami sampai di pintu keluar gua. Melihat cahaya matahari di lubang pintu gua begitu indah seperti cahaya dari surga. Indah sekali, hingga membuat terharu. Keluar dari gua, badan kotor penuh lumpur, tapi seru.
Pengalaman baru, ilmu baru. Walau kotor tapi tidak bikin kapok. Dan ingin menjelajah gua-gua lainnya di Indonesia. Begitulah perjalanan kami di gua Cikenceng. Gua yang penuh pesona dan tantangan. Sahabat traveler, kalian wajib coba.
(wkn/wkn)