Ketika tour leader mengatakan bahwa kami akan makan siang di desa nelayan Volendam pada hari pertama kami tiba di Belanda, saya sempat mengira Volendam adalah desa nelayan seperti yang ada di Indonesia, dengan bibir pantai yang berpasir dan menu makan siang berupa ikan bakar khas makanan daerah pesisir.
Namun saya salah. Di sana saya menyusuri jalanan yang mulus dan tertata rapi di sepanjang dermaga yang bersih di Volendam. Alih-alih pantai berpasir, saya justru menemukan kafe-kafe cantik, toko souvenir yang unik, studio foto dimana kita bisa bergaya dengan pakaian tradisional Belanda. Serta tenda-tenda makanan siap saji yang menjajakan kibbeling dan ikan Herring.
Kibbeling adalah fillet ikan cod yang digoreng dan disajikan dengan mayones. Porsinya cukup besar dengan tambahan salad dan kentang sehingga sangat mengenyangkan. Sedangkan ikan Herring disajikan dalam irisan fillet tipis mirip sasimi yang di Volendam disebut Hollandse Nieuwe Herring. Menu ini adalah hidangan khas desa nelayan ini, disajikan mentah bersama dengan potongan bawang bombay dan acar atau lemon.
Kata Volendam berarti 'bendungan yang beris'i dan sudah populer sebagai desa wisata sejak awal abad ke-20. Seniman besar seperti Picasso dan Renoir bahkan pernah menjadikan Volendam sebagai tempat peristirahatan.
Tak heran, karena suasana pedesaan yang tenang dengan rumah-rumah kayu berarsitektur indah di Volendam memang membuat siapapun betah. Berjarak hanya 20,9 km dari Amsterdam, Volendam terletak di provinsi Noord-Holland, bagian barat Belanda.
Desa wisata ini adalah destinasi yang jarang dilewatkan turis ketika mengunjungi Belanda. Selain untuk berwisata kuliner, di Volendam juga terdapat museum dan pasar tradisional yang menarik. Belum lagi rumah-rumah penduduknya yang unik, mengadopsi gaya Bavaria-Jerman.
Menariknya, rumah-rumah di Volendam menerapkan konsep not owning curtains. Rupanya penduduk Belanda lebih menyukai tampilan jendela yang transparan tanpa sekat tirai. Tak ada yang disembunyikan dari isi rumah mereka.
Maka sepanjang jalan, ketika melewati rumah-rumah kayu berarsitektur menarik itu, saya juga bisa melihat interior dalam rumah yang sama indahnya seperti tampilan luarnya.
Rasanya tak berlebihan bila menyebut Volendam sebagai simbol hidupnya kebudayaan tradisional Negeri Belanda.
(sym/sym)