Sepertinya Alun-alun Belgia Adalah yang Paling Indah di Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sepertinya Alun-alun Belgia Adalah yang Paling Indah di Dunia

Margaretha Lina Prabawanti - detikTravel
Rabu, 22 Mei 2024 16:31 WIB
loading...
Margaretha Lina Prabawanti
Balai Kota Brussel dengan menara lonceng dan patung di puncaknya.
Guild House.
Sepertinya Alun-alun Belgia Adalah yang Paling Indah di Dunia
Sepertinya Alun-alun Belgia Adalah yang Paling Indah di Dunia
Jakarta -

Bagaimana rasanya berdiri di tengah alun-alun paling indah sedunia? Traveler akan dikelilingi bangunan-bangunan bersejarah yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Itulah Grote Markt atau Grand-Place di Brussel di Belgia. Ia memang pantas menyandang gelar itu.

Alun-alun seluas 68 kali 110 meter persegi itu sungguh menakjubkan, dikelilingi bangunan-bangunan dari abad pertengahan dengan arsitektur cantik bergaya gotik, barok dan renaisans.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bawah udara yang sejuk, tidak terlalu dingin, hanya berkisar 13 derajat Celcius saja, Grand-Place cukup nyaman untuk dijadikan tempat jalan-jalan atau sekadar bersantai sambil menikmati wafel hangat dengan siraman saus coklat pekat yang lezat juga kuliner khas yang banyak dijual di sana.

Balai Kota Brussel

Bangunan yang pertama menarik perhatian saya adalah HΓ΄tel de Ville atau Balai Kota Brussel. Dibangun bergaya Gotik Brabantine, bangunan ini memiliki menara lonceng setinggi 96 meter.

ADVERTISEMENT

Pada puncak menaranya, bertengger dengan gagah patung malaikat agung Michael, santo pelindung Brussel, dengan pedang terhunus di tangan, usai memenangkan pertempuran melawan iblis.

Karena keterbatasan ruang, bangunan HΓ΄tel de Ville yang berada di selatan Grand-Place ini berbentuk asimetris. Menaranya tidak persis berada di tengah bangunan.

Konon, setelah menemukan ketidaksempurnaan ini, arsitek yang membangun merasa kecewa dan melompat dari menara.

Eksekusi mati di Grand-Place Brussel

Banyak peristiwa tragis terjadi di Grand-Place. Pada tahun 1533 Hendrik Voes dan Jan Van Essen, martir protestan pertama, dieksekusi di sana.

Pangeran Egmont dan Hoorn pada tahun 1568 juga menerima hukuman mati secara tidak adil di tempat yang sama.

Grand-Place sendiri pernah mengalami kehancuran akibat serangan bom dari pasukan Prancis pada tahun 1695, pada masa perang sembilan tahun yang melanda Eropa.

Namun terlepas dari sejarahnya yang tragis, bangunan-bangunan bersejarah di Grand-Place terlihat magis, membuat banyak wisatawan datang dari berbagai negara untuk menyaksikannya.

Maison du Roi

Bangunan lain yang menarik perhatian saya adalah Maison du Roi atau rumah raja. Bangunan berarsitektur neo gotik ini difungsikan sebagai MusΓ©e de la Ville de Bruxelles alias museum kota Brussel, tempat dipamerkannya ratusan kostum Manneken Pis dari berbagai negara.

Manneken Pis sendiri berada tak jauh dari Grand-Place, hanya sekitar 5 menit berjalan kaki.

Sebagai saksi keberhasilan Brussel menjadi kota dagang yang diperhitungkan di Eropa utara pada masa lampau hingga hari ini bangunan-bangunan guild house bergaya Flemish Baroque masih dipertahankan dalam bentuk sesuai aslinya di Grand-Place.

Bangunan-bangunan yang menjadi markas bagi serikat pekerja sekaligus tempat berbisnis ini dipenuhi dekorasi berupa patung dan pahatan, ornamen, serta relief yang rumit dan detail.

Setiap ornamen yang menghiasi bangunan kuno ini sangat unik karena disesuaikan dengan jenis bisnis yang dijalankan oleh guild house itu. Brussel memang kota yang kaya.

Tak hanya menjadi salah satu kawasan terkaya di Eropa dalam hal PDB per kapita, secara tradisional Brussel juga kaya akan budaya. Karena multi-etnis, Belgia menjadi negara multibahasa yang menggunakan tiga bahasa resmi sekaligus yaitu bahasa Jerman, Prancis dan Belanda.

Selain itu, kekayaan kulinernya pun sulit dilupakan begitu saja. Hingga kini, saya masih terbayang kelezatan wafel dan cokelatnya yang kaya rasa.

Hide Ads