Pada tahun 1890-an, seorang petani Suriah berimigrasi ke AS dan tinggal di Ross, demikian ditengok dari travel blog 30 Mosques, Selasa (24/7/2012). Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang Suriah yang bermigrasi ke sana. Setelah berpuluh tahun beribadah di ruang bawah tanah masing-masing, akhirnya mereka membuat sebuah masjid.
Masjid tersebut dibangun pada tahun 1929. Namun pada sekitar tahun 1970, masjid ini dihancurkan karena ada konflik. Sebuah masjid kembali dibangun pada tahun 2005 di tempat yang sama dan mencoba mempertahankan bentuk sebelumnya. Yang mengurus masjid saat ini adalah Lila Omar, keturunan dari para imigran Suriah di Kota Ross.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ross adalah sebuah kota yang kecil dan minim bangunan. Hanya ada sebuah hotel di sana dan bahkan hanya ada 48 orang yang tinggal di sana, demikian menurut sensus AS yang terbaru. Masjid yang sederhana ini berdiri di tengah padang rumput nan luas yang tak terganggu dengan bangunan lain.
Bagian dalam masjid bisa dibilang sangat sederhana. Ada sebuah karpet yang bisa dijadikan sebagai sajadah. Di salah satu bagian dinding tertancap lambang bulan dan bintang sebagai pertanda kiblat. Di bagian lain, ada papan silsilah keluarga dan kerabat yang berjuang mendirikan dan mempertahankan masjid ini.
Matahari pagi dan sore membuat masjid tersebut terlihat lebih dramatis. Tidak jauh dari masjid, ada makam-makam yang berderet rapi. Semua nisan yang ada di sana memiliki simbol bulan sabit dan bintang. Muslim yang dikubur di sini merupakan veteran perang yang berjuang dalam perang antara lain Perang Korea.
Sampai sekarang, masjid pertama di AS tersebut masih berdiri dengan anggunnya dan bisa dikunjungi. Jika Anda ingin berlibur sambil melihat jejak Islam di Negara Adidaya tersebut, bisa coba melancong ke Kota Ross.
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour