Kawasan Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya, Papua, punya 6 mumi yang diawetkan secara tradisional. Yang paling terkenal adalah Wim Motok Mabel, mumi berusia 278 tahun milik Distrik Kerulu.
Wim berarti perang. Sementara Motok artinya panglima, dan Mabel adalah nama aslinya. Dulu, Mabel adalah seorang panglima perang yang sangat disegani di Distrik Kerulu, bahkan seluruh Lembah Baliem. Tak heran Wim Motok Mabel disakralkan oleh penduduk setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepalanya masih mengenakan mahkota, dan terdapat untaian tali di lehernya. Gabungan tali yang tampak seperti kalung itu rupanya adalah penanda usia. Kalau tidak percaya, hitung saja jumlah tali yang terikat di lehernya!
Lelaki yang mengeluarkan Wim Motok Mabel dari dalam Honai adalah keturunan ke-7 sang mumi. Ia menjelaskan, mumi ini diawetkan dengan cara diasap dan dibalur lemak babi.
Saat Wim Motok Mabel baru meninggal dan digelar berbagai upacara, proses pengasapan pun dimulai. Mumi itu dimasukkan ke dalam Honai khusus yang jauh dari pemukiman. Pengasapan dalam Honai berlangsung sekitar 200 hari sebelum seluruh warga desa melangsungkan upacara Ap Ako untuk menyambut sang mumi kembali ke desa mereka.
Ada beberapa alasan Wim Motok Mabel dimumikan. Selain dipercaya membawa keberuntungan, mumi leluhur juga disakralkan karena beberapa alasan.
"Mumi ini juga bisa membawa kemenangan saat perang, juga membawa keuntungan ekonomi bagi desa," kata keturunan ke-7 mumi tersebut.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus