Lubuk Minturun di Koto Tengah, Padang, hadir bagai oase yang menyegarkan. Ya, sejuk di antara panasnya Kota Padang. Aliran sungai yang jernih dan masih banyaknya pepohonan, membuat daerah ini menjadi lebih teduh dan nyaman untuk dikunjungi.
Tidak hanya menyejukan, pemandian Lubuk Minturun menjadi saksi bisu zaman pemerintah Belanda di Ranah Minang. Konon pada masa pemerintahan Belanda, pemandian alam ini menjadi tempat none-none cantik mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prasati terebut terukir empat baris tulisan yang menunjukkan peresmian pemandian ini. Pada baris pertama terukir "Diboeka 8-4-1883", "oleh" pada baris kedua, "penghoeloe", dan baris keempat "Achin".
Berjalan sekitar 10 km dari utara Kota Padang, traveler bisa menempuh perjalanan menggunakan mobil atau motor. Bila ada traveler yang menggunakan kendaraan umum, bisa menumpangi angkutan kota jurusan Tabing-Lubuk Minturun. Untuk angkutan umum ini, wisatawan cukup mengeluarkan kocek seharga Rp 3.000, murah kan?
Sebelum masuk ke dalam kawasan Lubuk Minturun, warna-warni bunga menjadi suguhan paling menarik selama perjalanan Anda. Maklum saja, penduduk yang tinggal di sepanjang jalan menuju Lubuk Minturun berprofesi sebagai penjual bunga dan bibit tanaman lain.
Ya, Lubuk Minturun memang memiliki pesona alam yang sangat eksotis. Tidak hanya itu, pemandian none dan meneer Belanda ini punya ciri khas tersendiri. Gemericik air yang menyegarkan tersuguh tepat di samping lori. Lori, merupakan kereta gantung peninggalan Belanda yang ada di lokasi Lubuk Minturun.
Menikmati segarnya air di pemandian ini dijamin bisa membuat Anda seperti none dan meneer Belanda. Aliran air nan jernih dan bening mengaliri setiap ruas pemandian ini. Air terjun yang mengalir dari tebing-tebing di Lubuk Minturun tak akan pernah kering. Bahkan, saat musim kemarau melanda air pemandian Lubuk Minturun tetap mengalir.
Keberadaan pemandian bersejarah di Ranah Minang ini, sampai sekarang tetap menjadi primadona bagi wisatawan. Pernah mendengar tradisi Balimau, atau ritual mandi massal yang bisa dilakukan sebelum masuk bulan Ramadan? Nah, Pemandian Lubuk Minturun lah tempatnya.
Seluruh warga dari dalam atau luar Kota Padang, berbondong-bondong mandi di pemandian ini. Tidak seperti sungai lainnya. Sungai Lubuk Minturun punya air yang jernih dan bersih. Tentu saja, banyak wisatawan dari luar maupun dalam Kota Padang yang menghabiskan waktu untuk berendam di pemandian none-none Belanda ini.
Tidak membutuhkan biaya mahal agar bisa menikmati kesegaran alam Lubuk Minturun. Cukup membayar tiket masuk sekitar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak, wisatawan sudah bisa mandi di Lubuk Minturun.
Selain itu, keberadaan pemandian Lubuk Minturun semakin sempurna karena dekat dengan beberapa destinasi wisata lainnya, seperti Taman Hutan Raya Bung Hatta (Tahura) dan Sitinjau Lauik atau Padang Scenic Point. Dari lokasi Sitinjau Lauik, traveler bisa melihat panorama Kota Padang yang bersanding dengan birunya Samudera Hindia.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit