Taj Mahal, Arsitektur Islam Memang Juara Banget

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari India

Taj Mahal, Arsitektur Islam Memang Juara Banget

- detikTravel
Selasa, 09 Jul 2013 13:17 WIB
Taj Mahal bangunan yang menjadi ikon India (Luthfi/detikTravel)
Agra - Saat Ramadan enaknya traveling mengunjungi bangunan warisan peradaban Islam. Di India, ada Taj Mahal, monumen cinta sekaligus masterpiece bangunan Islam paling dahsyat. Sayang, pedagang kaki limanya kasar.

Ya benar sekali, Taj Mahal dibangun di Agra oleh Kaisar Mughal Shah Jahan yang dipersembahkan untuk istri bernama Mumtaz Mahal yang harus menutup usia setelah melahirkan anak ke-14 dari sang Raja. detikTravel mengunjungi Taj Mahal minggu lalu.

Di balik kisah romantis cinta sang Raja, para traveler harus benar-benar mempersiapkan diri dan mental sebelum berkunjung ke Taj Mahal ya. Kita harus menumpuh perjalanan panjang yang cukup melelahkan dengan memakan waktu hingga 3 jam dari New Delhi menuju Agra melalui jalan bebas hambatan National Highway.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun semua kelelahan bakal terbayar dengan kemegahan Taj Mahal. Dari kejauhan saja, tampak Taj Mahal berdiri megah dengan memiliki stuktur bangunan abadi terbaik sejak dibangun tahun 1632 silam.

"Perhatikan semuanya, pastikan Anda hanya membawa kamera, paspor dan dompet saja. Karena untuk barang yang lain, tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam wilayah Taj Mahal," kata pemandu saya.

Untuk masuk ke kawasan wisata Taj Mahal, kita harus harus mengeluarkan kocek hingga 750 Rupees (Rp 124 ribu) untuk bisa melihat langsung kemegahan dari makam terbaik di dunia yang satu ini. Ini harga yang pantas untuk sebuah destinasi wisata terkenal di dunia.

Taj Mahal dibangun menggunakan batu marmer terbaik dari segala penjuru di sekitar India. Bahan untuk desain motif bunga serta tulisan Al Quran di sekujur tubuh Taj Mahal juga dibuat dari marmer dan memiliki gerbang masuk dikelilingnya saat setiap ingin memasuki.

Suasana di Taj Mahal sungguh menimbulkan decak kagum. Seperti tidak ada habisnya mengagumi bangunan ini. Namun keindahan Taj Mahal sayangnya tidak diimbangi dengan tingkah laku pedagang kaki lima dan tukang foto keliling di sana.

"Pastikan Anda tidak memang barang yang tidak ingin membelinya. Karena di saat anda memegangnya berarti Anda telah membelinya," kata pemandu saya.

Wah, gawat juga kalau begitu! Bagaimana kalau turis tidak tahu dan memegang barang yang dipajang pedagang kaki lima itu?

Tidak berhenti sampai di situ, traveler juga harus memastikan tidak mendapat jepretan dari tukang foto lokal di sana ya. Soalnya bisa dipastikan kita bakal mengeluarkan kocek tidak sedikit untuk menebusnya.

(lth/fay)

Hide Ads