Jokowi bersama Ibu Negara Iriana mengecek kota yang sebelumnya ada kejadian luar biasa campak dan gizi buruk. Ia juga mengecek pembangunan insfrastruktur di Indonesia timur.
Pada momen ini Jokowi diberi gelar Kambepit oleh Suku Asmat. Adalah nama Panglima Perang Asmat yang berasal dari rumpun Bismania.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Curhatan Orang Papua Tentang Asmat |
![]() |
Di Kabupaten Asmat telah berjalan pembangunan infrastruktur jangka pendek maupun menengah, mulai dari infrastruktur air bersih, sanitasi, jembatan, perbaikan jalan kampung, bedah rumah, dan pembangunan permukiman baru. Jokowi yakin pembangunan infrastruktur tersebut mampu menyelesaikan persoalan gizi buruk di Asmat.
Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Jumat (13/4/2018) Suku Asmat merupakan salah satu suku yang terkenal di Papua. jika Suku Korowai terkenal di mata wisatawan dunia dengan rumah di atas pohon atau Suku Dani terkenal dengan tari perangnya, maka Suku Asmat terkenal dengan patung dan tempat hidupnya di atas air.
Agats, merupakan ibu kota Kabupaten Asmat yang merupakan pintu masuk utama mengenal Suku Asmat. Dari sanalah, kita bisa mengunjungi tiap desa yang dihuni Suku Asmat. Tapi yang harus kamu tahu, akses ke sana sangatlah sulit.
![]() |
Cara menuju Agats bisa ditempuh hanya dengan dua cara, yakni naik pesawat perintis atau kapal. Naik pesawat perintis, bisa dari Timika dan Merauke yang terbang ke Bandara Ewer tapi lanjut lagi naik boat selama sekitar 1 jam. Sedangkan naik kapal, bisa sampai 8 jam menyusuri laut dan sungai.
Melihat kearifan budaya Suku Asmat lainnya, orang Asmat itu pandai terutama soal seni memahat patung. Namun lagi-lagi, hal itu tidak mendapat perhatian serius.
Patung-patung Asmat sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia. Traveler tahu?
![]() |
Sayangnya hanya orang-orang luar negeri yang membeli dan memasarkan patung-patung Asmat itu. Pemerintah belum mengelola itu sebagai destinasi wisata yang serius.
Asmat juga punya rumah tradisional. Adalah Rumah Bujang atau biasa disebut Jew, sebuah bangunan dari kayu dan beratapkan daun sagu atau nipah dan rumah paling dekat dengan Kota Agats ada di Desa Syuru.
Luasan bangunan ini bisa mencapai hingga 50-an meter dengan lebar hingga belasan meter. Rumah adat ini tempat kegiatan Suku Asmat, baik dalam melakukan pekerjaan maupun musyawarah untuk keperluan adat.
![]() |
Tidak ada paku atau pasak yang mengokohkan rumah ini. Hanya tali rotan dan akar yang saling menghubungkan satu sama lainnya.
Di dalam Rumah Bujang ada perapian, senjata tradisional berupa panah dan tombak untuk berburu, juga barang yang dianggap sangat bertuah, yakni Noken keramat. Benda berbentuk tas yang dibuat dari anyaman serat tumbuhan dan tidak sembarang orang boleh menyentuh benda ini, hanya orang-orang tertentu saja dari kalangan Suku Asmat.
Noken ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ada syarat dan terapi-terapi tertentu yang harus dipatuhi pasien dan dipastikan sembuh. Tapi banyak juga noken-noken biasa yang bisa dibeli wisatawan sebagai oleh-oleh.
Jadi, kapan kamu mau mengunjungi saudara-saudara kita sesama bangsa Indonesia, di Asmat?
Video 20Detik: Senyum Cerah Warga Asmat, karena Papua Juga Indonesia
(msl/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol