Dari Bali Transit di Abu Dhabi, Ibu-ibu Ini Kena Aturan Karantina

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dari Bali Transit di Abu Dhabi, Ibu-ibu Ini Kena Aturan Karantina

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 01 Jul 2021 17:23 WIB
Bandara Abu Dhabi
Foto: Getty Images/tupungato
Jakarta -

Seorang ibu-ibu dari Inggris, aman-aman saja saat terbang dari Bali menuju negaranya. Tetapi, pengecekan lebih detail di bandara Abu Dhabi bikin dia keki.

Dikutip Liverpool Echo, Kamis (1/7/2021), ibu-ibu itu bernama Lyn Siddle. Perempuan asal Southport itu terbang dari Bali menuju Inggris.

Ya, Lyn terbang dari Bali dan pulang ke Inggris pada 19 Juni. Dia memilih tanggal itu untuk bisa merayakan ulang tahun ibunya yang ke-87. Dia tidak ingin ibunya merayakan ultah sendirian. Ayahnya sudah meninggal pada 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum terbang dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, dia bisa membuktikan negatif tes swab PCR, mengisi formulir rekam jejak bepergian, dan mengisi kesediaan melakukan karantina selama sepuluh hari sesampainya di rumah.

Dengan syarat yang sudah dipenuhi itu, idealnya perjalanan Lynn ke rumah bakal lancar. Dia hanya perlu transit di Abu Dhabi sebelum menuju London.

ADVERTISEMENT

Tapi, rupanya di Abu Dhabi itulah masalah muncul. Sebagai kota di negara yang masuk daftar merah Covid-19, pemerintah Inggris mengatur para pelancong yang memasuki Inggris wajib menjalani isolasi di hotel yang direkomendasikan. Saat sebelum memasuki pesawat, traveler yang mau masuk Inggris bukan hanya perlu menunjukkan kesediaan karantina, namun wajib membuktikan pemesanan hotel.

Lynn pun langsung mendapatkan informasi kalau dia tidak bisa naik pesawat tanpa menunjukkan bukti pembayaran pemesanan hotel karantina itu.

Dalam prosesnya, Lynn memesan hotel dekat dengan bandara Heathrow. Dia membayar 1.750 pound sterling atau setara dengan Rp 35 jutaan.

Singkat cerita, dia akhirnya bisa terbang. Eh, sesampainya di hotel karantina, harga mahal itu bikin dia kecewa. Hotel Ramada Hounslow yang diinapi kotor. Padahal, selama di bandara Abu Dhabi, boleh dibilang dia tidak bersua banyak orang.

"Tiga jam saya berada di bandara Abu Dhabi, dan itu kosong. Penerbangannya juga kosong. Saya tidak melihat siapa pun," kata Lynn.

Selama di hotel itu Lynn selalu dihubungi oleh tenaga kesehatan di NHS Test and Trace. Mereka selalu mengingatkan dia untuk mengisolasi diri.

"Saya telah mengisi formulir online, dengan pulpen dan kertas. Saya benar-benar berada di hotel karantina dan mereka menelepon saya setiap hari untuk meminta saya mengisolasi diri," dia menambahkan.

Lyn mengatakan setelah delapan hari "mengeluh, frustrasi, dan stres" dia akhirnya diberi kamar yang lebih besar dan lebih bersih dengan AC dan televisi yang berfungsi.

Dia juga mengatakan staf hotel membawakannya beberapa kondisioner dan sekotak coklat sebagai permintaan maaf.

Selama menjalani karantina, Lynn di tes virus Corona tiga kali dan semua hasilnya negatif.

Panduan Departemen Transportasi menyatakan jika traveler dari negara atau wilayah dalam daftar merah sebelum tiba di Inggris, traveler harus dikarantina di hotel yang sudah direkomendasikan. Pedoman pemerintah juga mengatakan orang tidak boleh bepergian ke negara atau wilayah daftar merah.




(fem/ddn)

Hide Ads