Peternakan belut unagi di Banyuwangi sebenarnya tidak dibuka untuk umum. Namun demi kedatangan para peserta Explore Indonesia: Tour Banyuwangi pada Sabtu (21/6/2014), tempat ini pun dibuka untuk menyambut kami di Desa Parijata, Banyuwangi.
Explore Indonesia: Tour Banyuwangi adalah program liburan detikTravel untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia. Program ini didukung oleh Garuda Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Pria kurus paruh baya bernama Daniel Amrullah adalah pemilik peternakan unagi ini. Dibawanya kami ke rumah panggung di tengah-tengah kolam tambak miliknya untuk berbincang santai bersama angin sepoi-sepoi basah yang berhembus di kawasan persawahan itu.
"Dulu saya kerja di perusahaan dan sering menemani orang Jepang. Mereka selalu menanyakan apa ada unagi. Saya pikir itu belut biasa, tahunya yang dimaksud unagi itu belut sidat," kata Daniel kepada para peserta Explore.
Daniel sudah 3 tahun beternak unagi dan kini sudah bisa menghasilkan 2 kwintal unagi per bulan. Desa Parijata total menghasilkan 8 kwintal unangi per bulan. Unagi dari Banyuwangi inilah yang dimakan di Jepang.
"Grade 1 itu untuk diekspor ke Jepang. Grade 2 untuk restoran Jepang bonafid di Jakarta. Grade 3 untuk restoran Jepan lainnya," kata Daniel membuka rahasia.
Wah, tidak terbayangkan kalau unagi yang dibanggakan orang Jepang itu aslinya dari Banyuwangi. Di Banyuwangi menurut Daniel ada pabrik pengolahan khusus untuk unagi yang mau diekspor. Puas berbincang-bincang, saatnya melihat unagi.
Daniel membawa kami ke kolam unagi di belakang rumahnya. Unagi dipisahkan berdasarkan usia. Unagi ini diberi pakan berupa tepung ikan dicampur tepung jagung. Unagi ini tanpa malu-malu keluar dari air dan mencaplok pakan yang ditaruh di tepi kolam. Jeprat! Jepret! Peserta memfoto aksi akrobat unagi ini.
Saya pun belajar memegang unagi. Wah seperti halnya belut lain, belut unagi ini licin dan susah dipegang. Pak Daniel memasukan banyak unagi ke dalam wadah agar kami bisa melihat jelas, sebelum unagi dilepas lagi ke kolam.
Kunjungan ini makin sempurna ketika Daniel menjamu kami semua dengan makan siang: Pepes Unagi. Wah top banget ini. Unagi dipepes dengan bumbu cabai lantas dibakar di dalam bungkus daun pisangnya.
Daging unagi tebal seperti ikan tenggiri namun terasa lembut saat digigit. Teman makan kami adalah ikan nila goreng dan ikan kuah uyah asam. Mantap!
Perut kenyang, hati pun senang. Para peserta Explore pun kembali melanjutkan perjalanan. Tunggu cerita selanjutnya ya, tapi silakan tonton dulu video petualangan kami berikut ini:
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang