Sangiran merupakan lokasi ditemukannya fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus atau manusia Sangiran. Dikutip oleh detikTravel dari situs resmi Museum Sangiran, Kamis (25/9/2014), keseluruhan Museum Sangiran adalah Situs Warisan Dunia.
Dalam pelajaran sejarah di bangku sekolah dasar, nama Pithecantropus Erectus tentu sudah tidak asing. Sangiran di Sragen, tidak jauh dari Sungai Bengawan Solo, menjadi lokasi penemuan manusia purba. Pertama kali ini dicetuskan oleh arkeolog Eugene Dubois pada tahun 1893.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di atas kawasan Kubah Sangiran seluas 56 Km2, Museum Sangiran beserta situs arkeologinya menjadi tempat wisata edukasi sekaligus tempat penelitian. Museum Sangiran juga disebut sebagai situs manusia purba terlengkap di Asia. Tentu itu sebuah kebanggaan bagi orang Indonesia.
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat sekaligus belajar tentang 13.809 fosil manusia purba yang dipamerkan. Mulai dari fosil manusia Homo neandhertal, Homo sapiens, sampai artefak batuan. Terdapat juga fosil binatang bertulang belakang, binatang laut, dan air tawar.
Museum bergaya joglo tersebut juga terdiri dari ruang pameran, aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual, gudang penyimpanan, hingga kios suvenir. Jika mau mampir, Museum Sangiran buka setiap hari kecuali Senin.
Jam operasional mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik adalah Rp 5.000 dan Rp 7.500 untuk wisatawan asing.
Museum Sangiran memang merupakan situs warisan purbakala yang tidak hanya penting bagi Indonesia, namun juga dunia. Kita perlu jaga dan lestarikan peninggalannya.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?