detikTravel, beberapa waktu lalu datang ke Nias dan mampir ke Desa Bawomataluo di kawasan Teluk Dalam, Nias Selatan. Desa inilah yang terkenal sebagai desanya para pelompat batu. Namun tak hanya itu, di sinilah Anda juga bisa melihat Tari Fataele atau dikenal sebagai tari perang.
Tariannya dilakukan oleh banyak para pria, baik tua atau muda. Mereka memakai baju adat berwarna hitam dan kuning, aksesoris berupa penutup kepala, tanduk kerbau yang ditancapkan di hidung, dan dilengkapi persenjataan lengkap, dari tombak, tameng serta pedang bernama pedang Tologu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tari perang, sebenarnya menceritakan tentang kehidupan masyarakat Nias zaman dulu yang kerap berperang antar wilayah. Gara-garanya, tak jauh-jauh dari soal perebutan lahan.
Meski begitu, kini tidak ada lagi perang antar wilayah di Nias. Peperangan yang biasa mereka lakukan pun justru dikemas menjadi suatu tarian yang malah jadi daya tarik wisata.
Bagi traveler yang doyan fotografi, tari perang merupakan objek foto-foto yang sangat menarik. Kapan lagi, bisa menyaksikan puluhan orang mengangkat senjata dan saling berlarian?
Bicara soal senjata, senjata-senjata yang digunakan ternyata ada yang mengandung unsur mistis. Salah satunya adalah pedang Tologu, yang di bagian sarung pedangnya terdapat bola rotan dan berisikan kekuatan gaib.
"Kekuatan gaibnya bisa memberikan tenaga dan membuat tubuh menjadi kebal. Percaya tidak percaya," ucap salah satu peserta tari perang.
Traveler yang mau melihat tari perang, bisa meminta kepala desa atau operator setempat untuk menggelarnya. Tentu, bayarannya tidak sedikit karena tarian ini diikuti oleh banyak orang.
Tari perang juga biasa diselenggarakan ketika event-event besar di Nias atau kunjungan pejabat negara. Terakhir sebelum pulang, Anda bisa membeli aksesoris berupa tameng, kalung dan pakaian yang digunakan untuk tari perang untuk oleh-oleh.
Yang disayangkan, Desa Bawomataluo sudah dipenuhi banyak kabel dan antena parabola. Jadi, harus pintar-pintar mengambil angle foto ya!
(ptr/ptr)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!