Tari Perang di Nias yang Keren & Mistis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tari Perang di Nias yang Keren & Mistis

- detikTravel
Rabu, 07 Jan 2015 10:49 WIB
Para pria yang mengikuti tari perang (Afif/detikTravel)
Nias - Nias, suatu pulau di Sumatera Utara tidak hanya terkenal dengan tradisi lompat batu. Satu lagi atraksi budaya yang harus Anda lihat di sana adalah tari perang. Tarian yang keren untuk diabadikan dalam kamera, serta ada nuansa mistisnya!

detikTravel, beberapa waktu lalu datang ke Nias dan mampir ke Desa Bawomataluo di kawasan Teluk Dalam, Nias Selatan. Desa inilah yang terkenal sebagai desanya para pelompat batu. Namun tak hanya itu, di sinilah Anda juga bisa melihat Tari Fataele atau dikenal sebagai tari perang.

Tariannya dilakukan oleh banyak para pria, baik tua atau muda. Mereka memakai baju adat berwarna hitam dan kuning, aksesoris berupa penutup kepala, tanduk kerbau yang ditancapkan di hidung, dan dilengkapi persenjataan lengkap, dari tombak, tameng serta pedang bernama pedang Tologu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pria yang melakukan tari perang, jumlahnya bisa mencapai puluhan. Mereka terbagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan. Kemudian saling mendekat seolah sedang bertarung, dengan maju-mundur seirama dan lari-lari kecil. Suasananya meriah sekaligus menegangkan!

Tari perang, sebenarnya menceritakan tentang kehidupan masyarakat Nias zaman dulu yang kerap berperang antar wilayah. Gara-garanya, tak jauh-jauh dari soal perebutan lahan.

Meski begitu, kini tidak ada lagi perang antar wilayah di Nias. Peperangan yang biasa mereka lakukan pun justru dikemas menjadi suatu tarian yang malah jadi daya tarik wisata.

Bagi traveler yang doyan fotografi, tari perang merupakan objek foto-foto yang sangat menarik. Kapan lagi, bisa menyaksikan puluhan orang mengangkat senjata dan saling berlarian?

Bicara soal senjata, senjata-senjata yang digunakan ternyata ada yang mengandung unsur mistis. Salah satunya adalah pedang Tologu, yang di bagian sarung pedangnya terdapat bola rotan dan berisikan kekuatan gaib.

"Kekuatan gaibnya bisa memberikan tenaga dan membuat tubuh menjadi kebal. Percaya tidak percaya," ucap salah satu peserta tari perang.

Traveler yang mau melihat tari perang, bisa meminta kepala desa atau operator setempat untuk menggelarnya. Tentu, bayarannya tidak sedikit karena tarian ini diikuti oleh banyak orang.

Tari perang juga biasa diselenggarakan ketika event-event besar di Nias atau kunjungan pejabat negara. Terakhir sebelum pulang, Anda bisa membeli aksesoris berupa tameng, kalung dan pakaian yang digunakan untuk tari perang untuk oleh-oleh.

Yang disayangkan, Desa Bawomataluo sudah dipenuhi banyak kabel dan antena parabola. Jadi, harus pintar-pintar mengambil angle foto ya!

(ptr/ptr)

Hide Ads