Kisah Harta Karun Emas di Situs Trowulan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Purbakala

Kisah Harta Karun Emas di Situs Trowulan

Faela Shafa - detikTravel
Kamis, 12 Mar 2015 17:15 WIB
Situs purbakala Trowulan (Widiarto Dwi Pracoyo/d'Traveler)
Jakarta - Masih banyak cerita yang menyelimuti komplek situs bersejarah Trowulan di Jawa Timur. Salah satunya adalah Desa Emas. Konon di sana jadi tempat penyimpanan emas Kerajaan Majapahit.

Trowulan di Mojokerto, Jawa Timur jadi satu-satunya situs kerajaan yang terluas di Indonesia. Bayangkan saja, luasnya mencapai 112 km persegi. Wah!

Situs ini sendiri merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Yang saat ini bisa dikunjungi masih sebagian kecil dari situs purbakala tersebut. Masih banyak yang terkubur di dalam tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sekitar 66 desa yang dahulu berdiri di sini, salah satunya adalah Desa Kemasan alias desa emas. Bukan tanpa alasan, karena di atas area yang diduga jadi tempat desa, sering ditemukan emas saat penggalian.

Menurut Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Adrian Perkasa, seperti diwawancara detikNews beberapa waktu lalu mengatakan saking banyaknya emas yang ditemukan, sampai-sampai ada pemburu harta karun pada masa itu. Lalu, siapa yang pertama menemukan desa ini?

Adalah Henry Maclaine yang merintis pelestarian situs Trowulan. Pria yang menjadi pendiri ITB ini mengajak Adipati Mojokerto dan warga setempat untuk menjaga situs.

Dalam proses pelestariannya, Henry sempat menggali beberapa situs terpendam dan salah satunya kawasan Desa Kemasan. Sesuai dengan namanya, banyak artefak berbalut emas yang ditemukan di sini.

Sayangnya, pada masa pemerintahan Jepang, terjadi eksploitasi besar-besaran sehingga banyak artefak yang pindah tangan. Ditambah lagi para pemburu harta karun yang haus harta. Kegiatan memburu artefak emas ini berhenti saat ada gerakan G30S PKI.

Saat ini, akan sulit lagi untuk mencari emas-emas yang jadi peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Sudah tak bisa dilihat secara kasat mata, tapi traveler masih bisa menjelajah komplek Trowulan dan mendatangi sisa reruntuhan candi yang ada di sana.

(shf/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Purbakala
Travel Highlight Purbakala
19 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads