Kisah Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang dibangun dalam waktu semalam memang sudah turun temurun diceritakan warga Cirebon. Bahkan tercatat pula di buku Babad Tanah Cirebon. Membangun masjid hanya semalam, mitos atau bukan ya?
detikTravel ketika berkunjung ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa beberapa waktu lalu, mendapatkan cerita dari pengurus masjid, bahwa membangun masjid dalam semalam kemungkinan memang benar adanya. Walaupun zaman dahulu teknologi belum secanggih sekarang, namun proses pembangunan yang singkat tersebut masuk akal untuk dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (2/4/2015), Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini memang mempunyai banyak keunikan, dari segi arsitektur maupun struktur bangunan secara umum. Terlepas dari kisah pembangunannya yang teramat singkat.
Keunikan pertama yang langsung bisa Anda lihat adalah masjid ini dibangun tanpa menara, beratap limas dan tanpa hiasan di ujungnya, entah itu bulan sabit atau hiasan atap khas Jawa yang disebut memolo. Bahkan, konon katanya hiasan di atap masjid ini berpindah ke atap Masjid Agung Banten.
Begitu masuk ke dalam gerbang, Anda akan melihat masjid ini memiliki bangunan utama dari bata dan berdinding merah, dengan perluasan teras ke segala sisinya. Atap di bagian pelataran dibuat cukup rendah seperti rumah Joglo. Ada tempat berwudhu tradisional berupa bak bulat dan kendi besar berisi air.
Begitu akan masuk ke dalam, keunikan muncul lagi pada pintu masuk masjid ini. Pintu masuk ke bangunan utama masjid teramat kecil. Orang dewasa yang akan masuk masjid, harus membungkuk agar bisa masuk. Rupanya, pintu ini mengandung filosofi penghormatan (membungkuk-red) untuk masuk ke masjid yang menjadi rumah Allah.
Secara artistik, bagian dalam masjid ini pun tak kalah menarik. Banyak tiang-tiang kayu yang ditopang dengan konstruksi besi modern sebagai upaya konservasi bangunan bersejarah. Di atas dinding bata, berjejerlah kaligrafi lukisan kaca dengan aneka ayat-ayat Al Quran.
Mimbar untuk khatib saat salat Jumat pun berupa singgasana kayu yang antik. Tempat imam salat berupa batu putih dengan ornamen bunga teratai, dekorasinya seperti akulturasi dengan budaya Hindu. Pada saf pertama dan saf terakhir masing-masing memiliki sekat berdinding kayu berukuran 2x2 meter untuk tempat salat keluarga keraton.
Satu ciri yang menonjol juga di masjid ini adalah Saka Tatal, atau tiang yang disusun dari sambungan-sambungan potongan tiang (tatal-red), kemudian diikat dengan lempeng besi hingga menjadi satu tiang baru. Saka Tatal ini mengandung filosofi persatuan bangsa, salah satu ciri khas Sunan Kalijaga dalam membangun masjid.
Keunikan terakhir dari masjid ini adalah adanya tradisi Adzan Pitu atau Adzan Tujuh saat Salat Jumat. Adzan Salat Jumat di masjid ini dilantunkan oleh tujuh orang sekaligus. Jangan lewatkan adzan keren ini, kalau Anda berwisata ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa!
(krn/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum