"Kami menyajikan aneka durian lokal dari seluruh daerah di Banten," ujar Atma Wijaya Putra, putra ke-6 dari Haji Arif, sang pendiri Duren Jatohan Haji Arif di Jl Raya Serang-Pandeglang Km 14 Baros, Serang, Banten kepada saya saat mempir ke sana baru-baru ini, setelah dari Tanjung Lesung.
Sebelum menyantap durian, saya minta Atma untuk berbagi banyak kisah dan sejarah tentang tempat ini. Dimulai sejak tahun 1970, ayahnya ingin memberdayakan masyarakat Pandeglang yang punya perkebunan. Baik itu buah-buahan, khususnya durian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayahnya, lanjut Atma, sebenarnya adalah pengepul. Lalu, timbullah ide untuk membuat rumah makan yang bahannya berasal dari pekebun di sekitar Pandeglang. Kemudian, didirikanlah Duren Jatohan Haji Arif yang bertahan hingga saat ini.
Nama Duren Jatohan itu sendiri diambil bukan karena duriannya semuanya sudah jatuh dari pohon. Itu untuk menggambarkan bahwa durian di sana benar-benar matang sempurna sebelum dipanen. Kalau ternyata durian yang disajikan belum matang dan belum manis, Atma menjamin akan diganti dengan yang manis.
"Jika sedang tidak musim, durian bergaransi harganya Rp 40 ribu atau Rp 100 ribu dapat tiga. Sedangkan yang tanpa garansi harganya Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu. Tapi, kalau musim semuanya garansi," papar Atma.
Sudah tak sabar, akhirnya saya izin dulu kepada Atma untuk mencoba duriannya. Saya pertama memesan sup duren yang seharga Rp 10 ribu. Satu mangkuk besar dengan daging durian berwarna kuning ada di depan mata. Nyam... Enak banget!
Soal menu, selain sup durian ada jus durian, sup durian alpukat, sup durian roti, sup durian ketan, surabi durian, ketan durian dan sup durian nangka. Harganya berkisar dari Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu saja. Murah bukan?
Kalau favorit saya, adalah pancake durian. Satu bungkusnya yang berisi 6 pancake dibanderol Rp 50 ribu saja. Sulit digambarkan rasanya, karena saya tak sanggup menyantapnya hanya sekali saja.
"Kami juga menyediakan buah durian yang bisa dibawa pulang dan sudah dimasukan ke tupperware. Harganya Rp 75 ribu dan dijamin manis. Pancake juga bisa dibawa pulang, tapi ingat hanya bertahan 12 jam saja dan setelah itu langsung dimasukan ke freezer ya," tutur Atma.
Menariknya, Duren Jatohan Haji Arif sudah dijadikan sebagai cagar budaya oleh Dinas Pertanian dan Perternakan serta Dinas Pariwisata Banten pada tahun 2005. Sebab, dianggap sebagai potensi daerah dan juga sudah menjadi destinasi wisata.
"Tahun 2007, Duren Jatohan Haji Arif kemudian direnovasi dan dibangun seperti sekarang ini. Rumah makannya seperti saung yang terbuat dari bambu dan kayu, serta pengunjung makannya sambil lesehan. Mampu menampung sekitar 1.000 orang di sini dan kami buka 24 jam setiap hari," ujar Atma yang juga sibuk mencatat pesanan pengunjung lain selain saya.
Dalam sehari, Duren Jatohan Haji Arif bisa menghabiskan 500 sampai 3.000 buah durian. Tempat makannya pun nyaman, terdiri dari dua lantai, parkirannya luas dan fasilitas seperti musala dan kamar mandi juga bersih. Kapan, Anda coba mampir ke sini?
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
KA Sancaka Dilempar Batu, 2 Penumpang Kena Serpihan Kaca