Objek wisata biasanya dipenuhi pengunjung yang mengurai tawa canda dan ceria. Tidak dengan sumber air Rambut Monte di Blitar. Objek wisata yang satu ini begitu senyap dan kental dengan nuansa magis.
Salah satu tujuan wisata di Blitar, Jawa Timur, adalah Kolam Rambut Monte. Lokasinya kolam ini sekitar 30 km dari pusat kota Blitar.
Suasana di area Kolam Rambut Monte memang berbeda dengan suasana tempat wisata pada umumnya. Di tempat itu, suasana hening dan senyap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan yang datang adalah sengaja mencari kesunyian dan punya hajat tertentu di bawah rindangnya pohon cemara dan pinus yang mengelilingi sumber air itu.
Terletak di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, tempat wisata ini baru dibuka untuk umum pada awal tahun 2000. Menurut Karso (63) yang sehari-hari menjadi juru kunci Rambut Monte, sumber air itu sudah ada sejak dirinya masih kecil. Ia mewarisi jabatan itu dari kakeknya.
"Bapak saya dulu juru kunci di sini, karena tempat ini dari dulu dipakai sembahyang umat Hindu," kata Karso.
Ia menceritakan bahwa alasan kolam ini disebut Rambut Monte, karena di dekat sumber air ini ditemukan arca setinggi 1,5 meter yang rambutnya ikal seperti monte.
Arca yang jaraknya sekitar 300 meter dari sumber air kerap dijadikan tempat sembahyang umat Hindu sampai sekarang. Namun banyak pula yang 'menyalahgunakan', tidak sedikit juga masyarakat yang bersemedi atau melakukan berbagai ritual di lokasi arca. Sebab di lokasi itu dipercayai pusatnya berkumpul para dewa dan leluhur.
"Ada beberapa larangan jika kita berkunjung ke sini," kata Karso mengingatkan.
Yang pertama, pengunjung tidak boleh masuk kolam karena dasar kolam dilapisi pasir hisap yang membahayakan. Kedua, pengunjung dilarang mengambil ikan yang hidup di dalam kolam.
Karso menuturkan, dulu di zaman kakeknya masih menjadi juru kunci, ada seorang warga Belanda yang tidak percaya dengan mitos itu. Dia tembak seekor ikan di dalam kolam lalu dibawanya pulang.
"Tapi belum sampai rumah, Belanda itu mengalami kecelakaan mengenaskan di jalan. Itu ceritanya," katanya, Rabu (22/7/2015).
Larangan itu, kata Karso, masih berlaku sampai sekarang. Wisatawan yang berkunjung ke kolam ini juga banyak yang memiliki hajat tertentu. Dipercayai jika datang ke kolam tersebut maka keinginannya terkabulkan.
"Banyak orang datang ke sini punya keinginan dan terkabul," kata Karso.
Namun Karso buru-buru menegaskan bahwa keinginan yang diharapkan dikabulkan itu haruslah yang baik. Jika punya maksud buruk maka akan berbalik ke yang punya hajat.
"Asal keinginannya baik dan tidak mencelakakan orang lain. Kalau tidak, dia sendiri yang akan celaka," pungkasnya.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau