Makan Nasi Goreng di Ketinggian 4.330 Mdpl

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015

Makan Nasi Goreng di Ketinggian 4.330 Mdpl

Afif Farhan - detikTravel
Senin, 14 Sep 2015 17:40 WIB
Nasi goreng dan latar pemandangan puncak salju abadi (Afif/detikTravel)
Ugimba - Masih banyak cerita yang tersisa dari perjalanan Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015. Salah satunya yang tidak terlupakan, yakni memasak nasi goreng lezat dari sisa sampah di ketinggian 4.330 mdpl. Inilah nasi goreng tertinggi di Indonesia!

Kamis, 27 Agustus 2015 kemarin, tim jurnalis rehat seharian di Basecamp Danau-danau. Inilah tempat kemping terakhir sebelum menuju Puncak Carstensz, yang berada di ketinggian 4.330 mdpl.

Empat tenda didirikan, menampung kami yang bersepuluh untuk beristirahat. Hari itu, tiga pemandu kami, Hendricus Mutter, Ardeshir Yaftebbi dan Arif Faturohman serta Arga Nugraha dari Yayasan Somatua menuju ke Bali Dam untuk mengambil alat panjat tebing. Sementara wartawan Sulung dari Sinar Harapan dan Ali Rahman dari Mapala UI menuju Puncak Carstensz Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tersisalah, saya dari detikcom, Bambang Suprayogi, Lalu Delen dan Ericks Rachmat di Basecamp Danau-danau. Puas beristirahat, kami berempat sepakat untuk membereskan sampah-sampah yang bertebaran di sana. Sampah-sampah yang entah ditinggalkan oleh pendaki-pendaki yang tidak bertanggung jawab.

"Tunggu, yang masih bisa dipakai kita pisahin. Lumayan untuk dimakan lagi," kata Bambang.

Bambang pun memilah-milah sisa-sisa makanan yang masih bagus salah satunya bumbu nasi goreng dan kornet. Saya pun mengecek tanggal kadaluarsanya, oh masih lama, basinya 2017.

Setelah sekitar 1 jam kami beres-beres, terkumpullah 4 kantung sampah yang besar. Suasana di depan tenda pun menjadi lebih sedap dipandang. Sisa-sisa makanan yang kami ambil, enaknya dimasak nih.

Saya pun mengusulkan untuk membuat nasi goreng, karena persediaan beras masih banyak. Ericks, Bambang dan Delen langsung mengiyakan serta mengambil trangia.

Saya dan Bambang kemudian memasak nasi, sedangkan Ericks menyiapkan piring. Delen, tugasnya memotong-motong sosis. Untuk bumbu nasi goreng, kami gunakan yang ditemukan di tumpukan sampah tadi. Sekaligus, memasak juga kornetnya.

"Kita masak saja, tidak apa-apa sehat. Lagipula, ini kadaluarsanya masih lama tidak bakal sakit kok. Kita harus hemat makanan dan pintar saat naik gunung," ujar Bambang.

Ya sudah, kita campurkan saja kornet dan bumbu nasi goreng agar rasanya lebih sedap. Sekitar 30 menit, jadilah nasi goreng sosis kornet yang wanginya menggoda selera. Porsinya pun cukup banyak.

"Ini nasi goreng tertinggi di Indonesia nih. Makannya sambil melihat salju abadi lagi," canda Ericks.

Ya benar Ericks, kita sekarang lagi makan nasi goreng tertinggi di Indonesia. Puncak Jaya dan Puncak Sumantri yang punya es abadi, menjadi pemandangan yang tak bosan-bosan dipandang.

Walau terbuat dari sisa-sisa sampah dan nasinya sedikit lembek, tetap saja nasi gorengnya cukup membuat kami kenyang. Ini baru nasi goreng spesial, sangat spesial. Nyam!

(aff/Aditya Fajar Indrawan)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
48 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads