Kamis, 27 Agustus 2015 kemarin, tim jurnalis rehat seharian di Basecamp Danau-danau. Inilah tempat kemping terakhir sebelum menuju Puncak Carstensz, yang berada di ketinggian 4.330 mdpl.
Empat tenda didirikan, menampung kami yang bersepuluh untuk beristirahat. Hari itu, tiga pemandu kami, Hendricus Mutter, Ardeshir Yaftebbi dan Arif Faturohman serta Arga Nugraha dari Yayasan Somatua menuju ke Bali Dam untuk mengambil alat panjat tebing. Sementara wartawan Sulung dari Sinar Harapan dan Ali Rahman dari Mapala UI menuju Puncak Carstensz Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tunggu, yang masih bisa dipakai kita pisahin. Lumayan untuk dimakan lagi," kata Bambang.
Bambang pun memilah-milah sisa-sisa makanan yang masih bagus salah satunya bumbu nasi goreng dan kornet. Saya pun mengecek tanggal kadaluarsanya, oh masih lama, basinya 2017.
Setelah sekitar 1 jam kami beres-beres, terkumpullah 4 kantung sampah yang besar. Suasana di depan tenda pun menjadi lebih sedap dipandang. Sisa-sisa makanan yang kami ambil, enaknya dimasak nih.
Saya pun mengusulkan untuk membuat nasi goreng, karena persediaan beras masih banyak. Ericks, Bambang dan Delen langsung mengiyakan serta mengambil trangia.
Saya dan Bambang kemudian memasak nasi, sedangkan Ericks menyiapkan piring. Delen, tugasnya memotong-motong sosis. Untuk bumbu nasi goreng, kami gunakan yang ditemukan di tumpukan sampah tadi. Sekaligus, memasak juga kornetnya.
"Kita masak saja, tidak apa-apa sehat. Lagipula, ini kadaluarsanya masih lama tidak bakal sakit kok. Kita harus hemat makanan dan pintar saat naik gunung," ujar Bambang.
Ya sudah, kita campurkan saja kornet dan bumbu nasi goreng agar rasanya lebih sedap. Sekitar 30 menit, jadilah nasi goreng sosis kornet yang wanginya menggoda selera. Porsinya pun cukup banyak.
"Ini nasi goreng tertinggi di Indonesia nih. Makannya sambil melihat salju abadi lagi," canda Ericks.
Ya benar Ericks, kita sekarang lagi makan nasi goreng tertinggi di Indonesia. Puncak Jaya dan Puncak Sumantri yang punya es abadi, menjadi pemandangan yang tak bosan-bosan dipandang.
Walau terbuat dari sisa-sisa sampah dan nasinya sedikit lembek, tetap saja nasi gorengnya cukup membuat kami kenyang. Ini baru nasi goreng spesial, sangat spesial. Nyam!
(aff/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol