Limalas merupakan salah satu kampung di Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kampung di pesisir pantai ini tampak rapi dan elok. Namun sayang, hutan di Kampung Limalas dan Kampung Folley di sebelahnya sedang dilanda kebakaran.
detikTravel singgah di Kampung Limalas pada hari Rabu (21/10/2015) kemarin. Dari Pelabuhan Sahamina di Sorong, perjalanan ke Kampung Limalas bisa ditempuh sekitar 3 jam dengan speedboat. Kampung ini seringkali dilewati kapal para traveler yang mau menjelajah Misool.
Pada bulan Oktober, langit di sekitar Kampung Limalas biasanya tampak teduh. Tapi saat itu, tak jauh dari tepian pantai sudah terlihat asap mengepul dari pepohonan hijau di Limalas. Ketika kapal sandar pun kabut asap tipis juga nampak.
Ternyata memang ada kebakaran di hutan Kampung Limalas dan Folley. Api sulit dipadamkan karena sedang musim kering dan air sulit didapat. Warga sudah berusaha mematikan api tapi tidak berhasil memadamkan dengan sempurna.
"Sejak awal Oktober (kebakaran). Ini tidak sengaja. Itu ada yang bakar rumput di ladangnya sendiri untuk membersihkan. Kemudian terbawa angin dia menjalar," ujar Pendeta Burdam, warga Kampung Folley yang sedang singgah ke Kampung Limalas.
Ladang milik warga setempat yang ditanami pohon sagu dan lain sebagainya pun banyak yang terbakar. Padahal, berkebun merupakan salah satu mata pencaharian dari warga di kampung tersebut. Untungnya masih ada kebun yang luput dari kebakaran.
Contohnya adalah kebun yang ditanami sawi oleh para mama anggota Koperasi Embun Pagi. Pemilik tanahnya adalah mama Angel, tapi siapa saja boleh ikut menanam sawi di sana. Wisatawan yang mampir ke Limalas pun bisa mampir ke kebun yang lokasinya di dekat jalan lintas Misool.
Walaupun musim kering, sawi di kebun tersebut tetap tumbuh subur. Para mama dan anak gadis banyak yang terlihat menyirami tanamannya pada sore hari. Jika sudah dipanen, akan dijual ke sebuah perusahaan yang ada di Misool. dan bisa membantu perekonomian keluarga.
Selain melihat kebun sawi, traveler yang datang ke Limalas juga dapat berkunjung ke Gua Lengsong. Gua ini memang letaknya agak masuk ke hutan. Tapi hutan di sekitar gua tampaknya luput dari kebakaran. Penduduk kampung misalnya anak-anak, sering bermain di gua itu.
Kalau ingin ramah tamah dengan mama-mama, wisatawan juga bisa melihat pembuatan abon ikan tenggiri. Abon tersebut masih dalam tahap perencanaan untuk produksi besar. Nantinya, abon ikan akan menjadi oleh-oleh khas dari Raja Ampat yang lezat.
Meskipun kabut asap tipis menyelimuti kampung akibat kebakaran, aktivitas warga masih berjalan cukup normal. Asapnya juga tidak mengganggu pernapasan. Hanya saja, wisatawan yang ingin menikmati pemandangan langit biru yang cerah atau sunset dan sunrise harap maklum, keindahannya terhalang oleh kabut asap.
(krn/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol