Saat berwisata melihat gerhana matahari di Palembang, traveler juga bisa mampir ke Rumah Ulu. Inilah rumah tradisional dengan kearifan lokal yang tahan gempa!
Palembang menjadi salah satu kota yang dilintasi jalur totalitas gerhana matahari. Menurut laman Gerhana Matahari Selatan yang dilihat detikTravel, Senin (29/2/2016), awal gerhana matahari di Palembang diprediksi akan mulai pukul 07:20:47,8 WIB, dengan puncak gerhana pukul 07:21:43,3 WIB.
Gerhana matahari total akan berakhir pukul 07:21:43,3 WIB, dengan durasi sekitar 1 menit 47 detik. Itu berarti masih ada banyak waktu tersisa yang bisa traveler gunakan untuk berkeliling Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah ini dinamakan Rumah Ulu karena berasal dari daerah Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Rumah seperti ini memang masih bisa dijumpai di sana. Kearifan lokal penduduk setempat yang membuat rumah ini dari kayu sehingga bisa tahan terhadap gempa.
Struktur 3 kayu bertumpuk di pondasi Rumah Ulu (Wahyu/detikTravel)
Kuncinya ada di struktur pondasi bangunan yang digunakan. 3 Buah kayu disusun saling bertumpuk, untuk meredam efek getaran gempa. Kayu yang paling besar, diletakkan di atas tumpukan batu besar. Batu inilah yang berfungsi seperti roda. Jika terjadi gempa, rumah tidak akan roboh dan hanya akan bergoyang saja.
Selain tahan gempa, Rumah Ulu juga bisa sangat awet karena menggunakan jenis kayu khusus, yang apabila makin lama terendam air maka kayunya akan makin kokoh dan kuat. Kayu ini berjenis ulin yang masih banyak terdapat di Palembang.
Kayu pondasi diletakkan di atas batu (Wahyu/detikTravel)
Untuk perawatan, cukup dilakukan dengan pernis yang terbuat dari campuran oli dan solar sehingga tidak dimakan rayap. Atau bisa juga dengan dilakukan pengasapan, tergantung keperluan. Itulah yang menyebabkan Rumah Ulu biasanya berwarna hitam legam.
Fakta menarik lainnya adalah, adanya simbol roda yang terukir di bagian bawah kayu pondasi rumah. Ternyata simbol ini bukan sembarang simbol. Simbol roda itu adalah pertanda bahwa rumah ini juga berfungsi sebagai rumah singgah bagi para penunggang kuda atau pun penarik pedati.
Itu seperti sebuah kode tidak tertulis bagi para pengembara yang naik kuda. Biasanya rumah yang jadi tempat istirahat punya simbol roda di tiang kayunya. Para pengembara ini akan mengikatkan kuda di tiang-tiang pondasi rumah, untuk kemudia beristirahat di dalam.
Traveler yang penasaran bisa berkunjung ke rumah ini setelah melihat momen gerhana di Palembang. Museum Balaputradewa buka setiap hari, kecuali hari Senin, dari mulai pukul pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. Harga tiketnya Rp 2.000 saja.
Kementerian Pariwisata menargetkan akan ada lima juta wisatawan lokal di titik-titik yang dilewati gerhana matahari total seperti di Palembang. Menteri Pariwisata Arief Yahya memperkirakan akan ada 100 ribu turis asing yang berburu momen gerhana matahari 2016 di Indonesia. Jangan sampai terlewat saat berwisata gerhana di Palembang!
Simbol roda di pondasi rumah (Wahyu/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol