Sebagai daerah peninggalan Portugis, Kampung Tugu di daerah Jakarta Utara memang memiliki mayoritas umat Kristen. Namun seiring berjalannya waktu, pendatang dari berbagai daerah serta latar belakang berbeda mulai hidup berdampingan dengan masyarakat Kampung Tugu.
Tapi di balik perbedaan yang ada, masyarakat Kampung Tugu tetap hidup harmonis satu sama lain. detikTravel pun sempat mengikuti Charity Walking Kampung Tugu bersama Jakarta Food Adventure (JFA) pada hari Minggu kemarin (8/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri khas Nasrani pun tampak jelas dari pelataran rumah yang ada di Kampung Tugu. Mulai dari foto Yesus yang terpajang di dinding, hingga ornamen salib dan lukisan Perjamuan Terakhir.
Poster Yesus di Kampung Tugu yang mayoritas nasrani (Randy/detikTravel)
Namun benar seperti kata Ira. Saya juga menjumpai rumah dengan nuansa khas Hindu hingga Toraja di Kampung Tugu. Kekerabatan antar warga Kampung Tugu pun cukup erat. Dibuktikan dengan adanya tradisi Rebo-rebo di awal tahun dan Mandi-mandi setelahnya.
"Orang Tugu asli ada keunikan juga, mereka punya tradisi Rebo-rebo setiap 1 Januari. Jadi mereka main Keroncong Tugu dari rumah ke rumah dan makan besar di rumah terakhir yang dituakan," ujar Ira.
Rumah dengan nuansa Hindu pun ada (Randy/detikTravel)
Lalu pada tradisi Mandi-mandi yang diadakan beberapa hari setelahnya, para warga Kampung Tugu akan ibadah terlebih dulu di Gereja Tugu dan diikuti oleh masyarakat sekitar. Baik yang beragama Kristen hingga non-Kristen. Kemudian barulah dilanjutkan dengan perang bedak yang menjadi inti acara.
"Ini adalah gambaran betapa harmonisnya masyarakat Kampung Tugu, tutur Ira.
Jadi sebenarnya tidak usah jauh-jauh ke Bali atau luar negeri untuk belajar toleransi beragama. Mampir saja ke Kampung Tugu yang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Indahnya keberagaman yang diwarnai harmoni serta rasa toleransi.
Para peserta Charity Walking Kampung Tugu (Randy/detikTravel)
(rdy/arradf)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru