Melewati daerah Cikini di Jakarta Pusat, traveler dapat menjumpai Rumah Sakit PGI Cikini yang tampak megah dan tua. Dahulu, rumah sakit tersebut merupakan rumah dari Raden Saleh yang terkenal akan lukisannya.
Dalam acara tur bertajuk 'Explore Little Arab' yang diselenggarakan oleh Jakarta Food Adventure (JFA), detikTravel dipandu ke bekas rumah Raden Saleh yang kini menjadi rumah sakit pada Sabtu pekan lalu (18/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dulu dia berguru lukis sama orang Belanda, dia suka karyanya lalu dikirim ke Belanda," ujar Ira.
Ketika kembali ke Indonesia, Raden Saleh pun menemukan perempuan asal Bogor yang kelak dinikahinya pada tahun 1867. Kemudian ia pun menjual rumahnya pada keluarga Alatas dan pindah ke Bogor mengikuti istrinya.
Kemudian rumah itu kembali dijual pada 1897 kepada Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya, Ny. Adriana J. de Graaf yang sedang membutuhkan tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Pasangan de Graaf mendapat bantuan dana dari Ratu Emma untuk membeli rumah tersebut. Karena itu rumah sakitnya dinamakan Koningin Emma Ziekenhuis (Rumah Sakit Ratu Emma) yang kini bertransformasi menjadi Rumah Sakit PGI Cikini.
![]() |
"Dulu di belakang rumah Raden Saleh ada suraunya. Tadinya mau dirobohkan sama pemilik rumah sakit, tapi ditentang sama masyarakat sekitar. Akhirnya surau itu digotong dan dibangun jadi Masjid Al Makmur Raden Saleh di sebelah sana," ujar Ira.
Menariknya, Rumah Sakit yang menempati rumah Raden Saleh juga disebut sebagai salah satu rumah sakit tertua di Indonesia. Saat masih digunakan oleh Raden Saleh, sejumlah tamu penting seperti Pangeran Austria-Hungaria, Franz Ferdinand serta Albert S. Bickmore diketahui pernah datang berkunjung.
Jadi selain historis, rumah Raden Saleh juga memgang peranan penting dalam sejarah Indonesia. Khususnya dalam bidang seni hingga medis. Sungguh luar biasa.
![]() |
Komentar Terbanyak
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Tanduk Raksasa Ditemukan Warga Blora, Usianya Diperkirakan 200 Ribu Tahun