Berkunjung ke Lingga, traveler dapat dengan gampang menjumpai meriam-meriam peninggalan tempo. Sekian banyak senjata perang jenis itu tersebar di Lingga, tapi terdapat satu meriam yang tersohor lantaran dianggap unik dan aneh. Posisinya tegak!
Benda kuno warisan sejarah ini mejeng di pinggir pantai dan tepian Jalan Batu Berdaun, Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep. Separuh batang meriam tertancap di dalam tanah dengan posisi moncong berdiri lurus menatap langit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Posisi meriam kan umumnya rebah. Tapi ini satu-satunya meriam dengan posisi tegak," ucap Nur (38), warga Dabo Singkep saat mengantar sejumlah jurnalis bersama perwakilan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di lokasi tersebut, Jumat (24/3/2017).
![]() |
Kembali lagi soal meriam. Jejak keberadaan benda usang ini telah menjadi daya tarik wisatawan. Lokasinya berjarak 5 kilometer dari pusat Kota Dabo, ibukota kecamatan, yang dapat ditempuh perjalanan 10 menit menggunakan kendaraan roda dua atau empat.
Kala melihat lebih dekat, benak menyeruak kenapa meriamnya tegak? Pertanyaan serupa kerap terlontar dari mulut pengunjung. Namun misteri 'terbenamnya' batang meriam dengan posisi tegak ini belum terpecahkan, data valid tidak menyertainya.
![]() |
"Meriam ini disebut-sebut peninggalan zaman kerajaan Riau Lingga," ujar lelaki berkumis ini.
Konon, sambung Nur, kisah bermula saat terjadi perseteruan sengit antara putri kerajaan Riau Lingga dan pangeran.
"Putri marah. Lalu menancapkan meriam dengan posisi tegak," ujarnya.
Dari sejumlah artikel di jagat maya, seliweran aneka versi soal kisah meriam tegak. Dituliskan bahwa separuh batang meriam terbenam di tanah ini dipicu adu kesaktian seorang pendekar perempuan dan lelaki.
Ada pula menceritakan ikhwal situs meriam ini berawal ketika seorang putri dan pangeran menguji kesaktian. Putri menancapkan meriam ke tanah, lalu menantang sang pangeran untuk mencabutnya. Namun pangeran tak berhasil mengangkat meriam yang tertancap tegak, sehingga ia memilih menghindari berduel dengan putri.
![]() |
"Aneh juga, meriam ini enggak bisa dicabut," ucap Nur.
Hingga kini, letak meriam tegak tak bergeser. Pemerintah setempat tetap menjaga dan melestarikan dengan membangun lantai marmer serta memasang pagar mengelilingi meriam. Tampak kain kuning membalut batang meriam tersebut. Sungguh unik! (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum