Relief Erotis di Candi Sukuh, Apa Maknanya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesona Jawa Tengah

Relief Erotis di Candi Sukuh, Apa Maknanya?

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 26 Mei 2017 08:55 WIB
Foto: Arca erotis dan relief di Candi Sukuh (Wahyu/detikTravel)
Karanganyar - Candi Sukuh di Karanganyar dihiasi beberapa relief yang cukup erotis. Kamu yang main ke candi ini jangan berpikiran ngeres ya! Relief ini ada maknanya lho.

Dari sekian banyak candi di Indonesia, Candi Sukuh termasuk yang paling menarik. Itu karena bentuk candi ini tidak seperti candi Hindu pada umumnya. Bentuknya malah menyerupai Piramida Suku Aztec di Meksiko.

Selain itu, Candi Sukuh punya relief dan arca yang dengan vulgar mengumbar seksualitas. Bentuk alat kelamin pria, juga wanita, tergambar jelas di relief dan arca yang terpampang di beberapa bagian candi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lambang lingga dan yoni yang merepresentasikan kelamin pria dan wanita juga terukir jelas di candi yang sudah ada sejak abad ke-15 ini. detikTravel berkunjung ke Candi Sukuh beberapa waktu yang lalu. Kebetulan saat itu sedang libur akhir pekan.

Candi Sukuh terdiri dari 3 teras (Wahyu/detikTravel)Candi Sukuh terdiri dari 3 teras (Wahyu/detikTravel)
Dari pusat Kota Solo, Candi Sukuh bisa ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam menggunakan jalur darat. Pastikan mobil yang kamu naiki dalam keadaan prima ya, soalnya jalanan menuju ke candi cantik ini meliuk-liuk naik turun, tanjakan turunan dan belokannya cukup curam.

Perjalanan yang penuh rasa was-was itu akhirnya terbayar tuntas saat detikTravel sampai di Candi Sukuh. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 7 ribu dan uang sewa kain seikhlasnya, detikTravel langsung masuk ke dalam kompleks candi.

Tidak seperti saudaranya, yakni Candi Cetho yang terdiri dari 13 teras, Candi Sukuh hanya terdiri dari 3 teras saja. Teras pertama terdiri dari pintu gerbang. Teras kedua berisi arca-arca yang sudah tidak utuh lagi bentuknya. Barulah di teras ketiga kita bisa melihat bangunan candi utama yang berbentuk seperti sebuah piramida.

Bangunan utama Candi Sukuh (Wahyu/detikTravel)Bangunan utama Candi Sukuh (Wahyu/detikTravel)
Nah, di sekitar bangunan candi utama inilah terdapat beberapa relief bernada seksual. Ada arca pria tanpa kepala yang sedang memegang alat kelaminnya. Ada juga relief di dinding yang bernada serupa.

Kemudian di candi utama, terdapat relief lingga dan yoni yang dikelilingi relief rantai melingkar. Relief ini terukir di bagian lantai, yang akan terlewati jika traveler naik hingga ke atas puncak candi utama.

Lingga dan yoni memang sudah lama dikenal sebagai lambang kesuburan. Lingga merupakan simbol paling sederhana dan kuno dari Siva atau Dewa Siwa. Sementara yoni merupakan simbol sang istri, Parwati. Keduanya menandakan kesuburan.

Simbol lingga dan yoni di lantai candi (Wahyu/detikTravel)Simbol lingga dan yoni di lantai candi (Wahyu/detikTravel)
Dari aneka relief maupun arca erotis tersebut, pasti traveler terbersit sebuah pertanyaan. Apa tujuannya ya membuat gambar dan patung berbentuk vulgar seperti itu?

Soal ini, kontroversi memang selalu mengiringi. Ada pertanyaan, apakah pantas candi yang dipakai untuk ibadah dan ritual dihiasi lambang-lambang seksualitas?

Nah, inilah bedanya orang zaman dulu dan modern melihat simbol seksualitas. Para arkeolog dalam berbagai sumber mengatakan arca dan relief erotis ini sebagai simbol kesuburan. Penis dan vagina adalah simbol yang sakral dan suci, melambangkan keberlangsungan hidup antar generasi. Berbeda dengan manusia modern yang cenderung menilai itu sebagai sesuatu yang porno.

Para ahli sejarah juga memiliki pendapat relief erotis tersebut mengandung makna, jika orang telah melangkahi relief maka dirinya akan bersih dari segala kotoran. Sudah sepantasnya manusia yang hendak beribadah di candi meninggalkan hal-hal duniawinya, termasuk juga soal seksualitas.

Arca pria memegang alat kelamin (Wahyu/detikTravel)Arca pria memegang alat kelamin (Wahyu/detikTravel)
Relief lingga dan yoni sengaja dipahat di lantai gapura masuk agar siapa saja yang melangkahi relief terkena suwuk, atau segala kotoran terutama pada hati manusia bisa terlepas. Fungsinya adalah untuk meruwat siapa saja yang memasuki kompleks candi.

Candi Sukuh pun menjadi potret nyata perpaduan budaya ajaran Hindu dengan kebudayaan asli Indonesia. Sudah sepatutnya warisan budaya megalitikum ini kita lestarikan agar nanti bisa dilihat anak cucu kita.

Liburan akhir pekan ini, jangan sampai melewatkan kesempatan untuk berunjung ke Candi Sukuh yang terletak di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Letak candi yang berada di lereng Gunung Lawu membuat cuacanya sejuk, dan cocok sebagai lokasi liburan. Yuk, ke Candi Sukuh yang jadi Pesona Jawa Tengah. (wsw/fay)

Hide Ads