Dari sekian banyak candi di Indonesia, Candi Sukuh termasuk yang paling menarik. Itu karena bentuk candi ini tidak seperti candi Hindu pada umumnya. Bentuknya malah menyerupai Piramida Suku Aztec di Meksiko.
Selain itu, Candi Sukuh punya relief dan arca yang dengan vulgar mengumbar seksualitas. Bentuk alat kelamin pria, juga wanita, tergambar jelas di relief dan arca yang terpampang di beberapa bagian candi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Perjalanan yang penuh rasa was-was itu akhirnya terbayar tuntas saat detikTravel sampai di Candi Sukuh. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 7 ribu dan uang sewa kain seikhlasnya, detikTravel langsung masuk ke dalam kompleks candi.
Tidak seperti saudaranya, yakni Candi Cetho yang terdiri dari 13 teras, Candi Sukuh hanya terdiri dari 3 teras saja. Teras pertama terdiri dari pintu gerbang. Teras kedua berisi arca-arca yang sudah tidak utuh lagi bentuknya. Barulah di teras ketiga kita bisa melihat bangunan candi utama yang berbentuk seperti sebuah piramida.
![]() |
Kemudian di candi utama, terdapat relief lingga dan yoni yang dikelilingi relief rantai melingkar. Relief ini terukir di bagian lantai, yang akan terlewati jika traveler naik hingga ke atas puncak candi utama.
Lingga dan yoni memang sudah lama dikenal sebagai lambang kesuburan. Lingga merupakan simbol paling sederhana dan kuno dari Siva atau Dewa Siwa. Sementara yoni merupakan simbol sang istri, Parwati. Keduanya menandakan kesuburan.
![]() |
Soal ini, kontroversi memang selalu mengiringi. Ada pertanyaan, apakah pantas candi yang dipakai untuk ibadah dan ritual dihiasi lambang-lambang seksualitas?
Nah, inilah bedanya orang zaman dulu dan modern melihat simbol seksualitas. Para arkeolog dalam berbagai sumber mengatakan arca dan relief erotis ini sebagai simbol kesuburan. Penis dan vagina adalah simbol yang sakral dan suci, melambangkan keberlangsungan hidup antar generasi. Berbeda dengan manusia modern yang cenderung menilai itu sebagai sesuatu yang porno.
Para ahli sejarah juga memiliki pendapat relief erotis tersebut mengandung makna, jika orang telah melangkahi relief maka dirinya akan bersih dari segala kotoran. Sudah sepantasnya manusia yang hendak beribadah di candi meninggalkan hal-hal duniawinya, termasuk juga soal seksualitas.
![]() |
Candi Sukuh pun menjadi potret nyata perpaduan budaya ajaran Hindu dengan kebudayaan asli Indonesia. Sudah sepatutnya warisan budaya megalitikum ini kita lestarikan agar nanti bisa dilihat anak cucu kita.
Liburan akhir pekan ini, jangan sampai melewatkan kesempatan untuk berunjung ke Candi Sukuh yang terletak di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Letak candi yang berada di lereng Gunung Lawu membuat cuacanya sejuk, dan cocok sebagai lokasi liburan. Yuk, ke Candi Sukuh yang jadi Pesona Jawa Tengah. (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol