Surakarta - Dunia jurnalistik di Indonesia sudah berkembang teramat cepat. Dari cetak ke digital, perkembangan dan sejarahnya bisa traveler lihat di Monumen Pers Nasional.
Monumen Pers Nasional adalah destinasi yang bisa traveler kunjungi kalau liburan ke Solo. Di sini, traveler bisa melihat perkembangan dan sejarah jurnalistik Tanah Air, hingga bisa seperti sekarang.
detikTravel berkunjung ke Monumen Pers Nasional beberapa waktu yang lalu sewaktu ada kesempatan ke Solo. Monumen ini beralamat di Jl Gajah Mada No 76, Banjarsari, Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat detikTravel berkunjung, suasana saat itu masih sepi, karena masih sangat pagi sekitar pukul 09.00. Begitu masuk ke dalam bangunan museum, traveler bisa langsung melihat beberapa koleksi yang ada di sana.
 Patung tokoh-tokoh pers nasional (Wahyu/detikTravel) |
Yang paling mencolok adalah keberadaan patung-patung tokoh pers Nasional, seperti Djamaluddin Adinegoro, Douwes Dekker, sampai Sam Ratulangi. Patung-patung ini dilengkapi juga dengan sejarah serta peranan dari tokoh-tokoh tersebut dalam dunia pers nasional.
Lanjut ke koleksi berikutnya, ada rangkaian maket yang memperlihatkan perjalanan dunia pers di Indonesia dari sejak zaman kolonial. Diorama dalam kotak kaca ini menggambarkan peranan duni pers dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
 Maket perjalanan dunia pers di Indonesia (Wahyu/detikTravel) Foto: Wahyu Setyo Widodo |
Monumen Pers ini juga punya perpustakaan dengan lebih dari 13.000 buku, naskah, dan dokumen. Perpustakaan ini juga dibuka untuk umum pada hari kerja, Senin hingga Jumat pada jam kerja.
Selain berbagai dokumen, ada juga mesin tik kuno dan baju-baju para insan pers yang meninggal di medan perang ketika peliputan. Lebih kerennya lagi, traveler bisa melihat aneka koran tua yang terbit sejak era zaman penjajahan Belanda dan juga Jepang.
 Koleksi koran dan tabloid kuno (Wahyu/detikTravel) Foto: Wahyu Setyo Widodo |
Beberapa di antaranya harian Fikiran Ra'jat terbitan tahun 1933, tabloid mingguan Hoakiao dan Sinpo terbitan tahun 1929, dan masih banyak lagi yang lainnya. Meskipun usianya sudah sangat tua, tetapi kondisinya masih cukup baik.
Meski beberapa koleksi koran sudah lapuk termakan usia, tetapi tulisannya masih bisa dibaca. Koleksi koran kuno ini disimpan dalam kotak kaca agar awet dan terlindung dari tangan-tangan jahil traveler.
Monumen Pers Nasional buka setiap hari dari pukul 08.00 pagi hingga 16.00. Tidak diperlukan biaya untuk masuk ke dalam, alias gratis.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit