Unik! Masjid Untuk Para Traveler di Bali

Nusa Dua - Bali begitu identik dengan pariwisata dan traveling. Nah, di Bali ada masjid yang namanya unik, Masjid Agung Ibnu Batutah, seorang traveler muslim yang legendaris.

Ibnu Batutah adalah seorang penjelajah dunia dan seorang pemikir yang hebat dalam sejarah peradaban Islam. Kisahnya menginspirasi penamaan salah satu masjid terbesar di Bali ini.

BACA JUGA: Ini Masjid di Nusa Dua yang Didatangi Rombongan Raja Salman

"Masjid ini dinamakan Masjid Ibnu Batutah, karena Ibnu Batutah kan seorang pujangga yang suka melakukan perjalanan. Dia yang berasal dari Persia itu," kata Mohamad Jumali, Sekretaris Umum Takmir Masjid Agung Ibnu Batutah saat berbincang dengan detikTravel beberapa waktu lalu.

Filosifinya, para jamaah Masjid Ibnu Batutah kebanyakan adalah para perantau atau orang yang melakukan perjalanan. Mereka adalah wisatawan muslim yang sedang liburan ke Bali atau orang dari luar Bali yang merantau dan bekerja di Pulau Dewata.

Interior Masjid Agung Ibnu Batutah (Masaul/detikTravel)

"Jamaah masjid ini memang kebanyakan adalah para perantau. Maka, jadilah masjid bagi para perantau atau orang yang melakukan perjalanan. Yang mengurus masjid ini rata-rata para pekerja dari luar Bali," jelas dia.

Awal mula pembuatan Masjid Agung Ibnu Batutah karena umat muslim di sana setiap Salat Jumat selalu kesulitan. Lalu pada tahun 1980 pengelola Nusa Dua atau dulu disebut BTDC melakukan pembebasan lahan untuk pembuatan tempat beribadah terpadu yang dinamakan Puja Mandala.

BACA JUGA: Bukti Damainya Indonesia, 5 Rumah Ibadah yang Berjajar di Bali

"Masjid gereja nggak ada. Dulu ini musala pertamanya dan semakin ramai. Lalu di buatlah masjid di lahan 2 hektar yang mengadopsi taman mini. Tahun 1994 perencanaan dan tahun 1995 penggarapan. Pengerjaannya swadaya bersama pengusaha di Nusa Dua dan selesai tahap pertama tahun 1997," kenang Jumali yang juga mantan pegawai BTDC itu.

Walau di lokasi yang sama ada 5 tempat peribadatan agama berbeda, namun tidak menimbulkan gejolak apapun. Kata Jumali mereka secara rutin mengadakan pertemuan.

Kompleks Puja Mandala yang punya 5 tempat ibadah (Johanes Randy/detikTravel)

"Kita ada kegiatan apa dikasih tahu. Tempat parkir ini milik bersama, tidak ada blok-blokan. Jadi ya saling menjaga," kata dia.

Kini, Puja Mandala kata Jumali malah beralih fungsi dan lebih dari sekadar tempat beribadah. Banyak agen travel atau guide yang menyarankan kepada turis bahwa lokasi ini adalah salah satu objek wisata.

"Kalau dulu kan orang-orang yang datang ke sini itu cuma untuk beribadah. Sekarang, para guide, agen travel itu setelah mengantar turis ke daerah wisata Uluwatu mampirnya ke sini. Jadi objek wisata malah. Bisa dilihat dari tempat parkir yang penuh bus-bus wisata," pungkas dia. (msl/fay)