Sejarahwan Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono mengatakan, pusat pemerintahan Kerajaan Singosari atau Tumapel berdiri mulai tahun 1222 sampai 1292 Masehi. Hal itu didapatkan acuan dari Kitab Pararaton di mana disebutkan bahwa Kota Raja adalah pusat pemerintahan masa awal Kerajaan Singosari dipimpin Ken Angrok sampai Raja Wisnuwardhana.
"Jadi di masa separuh lebih, awal dari Kerajaan Tumapel dengan rajanya Ken Angrok sampai Wisnuwardhana pusat pemerintahan berada di Kota Raja mengacu pada Kitab Pararaton, separuh masa hingga keruntuhan Kerajaan Singosari, pusat pemerintahan dipindahkan ke wilayah utara, sekarang dikenal Singosari itu," ujar Dwi berbincang dengan detikTravel, Jumat (21/7/2017) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian muncul pertanyaan pastinya, lanjut dia, hubungan Kota Raja dengan Kuto Bedah. Ini bisa dikuatkan dengan peta topografi atau rupa bumi yang dibuat tahun 1811 di era Pemerintah Rafles. Di situ, Kota Raja digambarkan dalam peta sebuah desa kuno bernama Kota Raja.
"Pada peta rupa bumi (topografi) yang diterbitkan di masa Rafles, Kota Raja adalah sebuah desa kuno. Sebelum berganti menjadi Kutho Bedah," beber Dwi.
Meskipun Kerajaan Singosari adalah masa lalu, namun beberapa jejak peninggalan masa kejayaannya masih ada. Traveler dapat menelusurinya di Kutho Bedah. Berada di Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, secara geografis Kutho Bedah ada di bagian timur Kota Malang.
![]() |
Kawasan ini terdiri dari 80 persen dataran yang berombak dan 20 persen berbukit karena berada di Daerah Aliran Sungai (DAS). Kini, Kuto Bedah atau Kota lama menjadi area pemukiman padat penduduk di DAS Brantas, Bangau, maupun Amprong, di sisi sebelah selatan. Sisi Utara dari Kutho Bedah menjadi area pemakaman umum cukup luas.
Lantas apa yang mendasari atau menyakini Kutho Bedah adalah jejak pusat kota dan benteng dari Kerajaan Singosari? Bukti sejarah menyebut bahwa Kerajaan Singosari pernah berkuasa atas tanah Sumatera, Malaysia, hingga Thailand di wilayah barat serta Pulau Bali untuk wilayah timur.
Yang lebih meyakinkan bahwa Kutho Bedah sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Singosari, yakni secara geo strategis atau sudut pandang pusat pemerintahan. Kutho Bedah sangat memenuhi syarat dengan wilayah berbukit diapit tiga sungai yang bermuara di sebelah selatan Kutho Bedah. Karena, di masa itu Tumapel masih melewati masa-masa konflik dengan Kerajaan Kediri.
"Jadi Kutho Bedah dengan geografisnya meiliki fungsi alamiah sebagai benteng sekaligus pusat pemerintahan di dalamnya. Bekas parit dan reruntuhan bata dulu sebelum hadirnya pemukiman bisa ditemui. Begitu juga dengan temuan arkeologis lain, seperti gerabah, pecahan keramik, arca, dan umpak," ujar Dwi. (msl/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan