Kota Denpasar, Bali tak hanya memiliki Tukad (Sungai) Badung yang mirip dengan Sungai Cheonggyecheon, Seoul, Korea Selatan, tapi ada juga Tukad (Sungai) Bindu di daerah Denpasar Timur. Tukad Bindu ini juga menjadi salah satu destinasi wisata sungai yang dilengkapi aneka permainan anak-anak.
Lokasi Tukad Bindu tepatnya ada di Kesiman, Denpasar Timur, Bali. Kawasan ini terbilang kawasan berbasis komunitas yang terbilang sukses dan bakal dikunjungi delegasi IMF-World Bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Awalnya sih dari kepedulian perkumpulan anak-anak muda di sini. Cara menjaga warisan yang sudah ada di sini yaitu kita fungsikan biar ke depan nggak menua. Di sini ada tempat bermain dan berkunjung, kita ingin berbuat dan melestarikan. Tadinya sungai ini kotor sekali karena pembuangan kotoran manusia dan tempat pembungan sampah," kata Ketua Yayasan Tukad Bindu Ida Bagus Made Ary Manik saat berbincang di lokasi, Senin (8/10/2018).
Gusde, saapaan karibnya, mengatakan tak mudah mengubah mindset masyarakat kala itu untuk lebih menjaga alam dan lingkungannya. Apalagi daerah tersebut tadinya dikelilingi ilalang dan semak belukar.
"Gagasan awal dari tahun 2010, dari kepedulian digandeng pak lurah, kliyan adat, beliau mulai mencari dukungan sana-sini. Pertama yang dibenahi bendungan, kepedulian pemerintah awalnya tidak ada. Kita pinjem uang di koperasi Rp 150 juta sekarang masih sisa Rp 25 juta. Kita bergerak konsisten, pemerintah baru peduli ketika kita juara nasional kali bersih," tuturnya.
Sejak saat itulah, Gusde dan rekan-rekannya memutuskan untuk membuat yayasan dan mulai membersihkan ilalang dan pohon-pohon yang semerawut. Sejak saat itulah Tukad Bindu ditata.
"Setelah juara itulah baru pemerintah bergerak. Kita semua S1 dan menciptakan lapangan kerja di sini. Banyaknya kunjungan atas dukungan dari Pak Wali kita semakin semangat untuk mengembangkan desa ini jadi desa wisata," jelasnya.
![]() |
Pertama mereka membersihkan bantaran, gulma-gulma, pohon-pohon yang semrawut dan ada tumpukan bahan bangunan diratakan. Di sini tadinya air tidak bisa jalan karena penuh sampah dan timbunan sampah.
"Pertama yang kita edukasi bukan bergerak untuk membersihkan sampah, tapi mindset masyarakat bantu membersihkan sungai. Itu yang 1,5 tahun untuk masyarakat agar peduli," sambungnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Lingkungan Banjar Ujung Kesiman, Gus Nik. Gus Nik mengatakan tantangan terbesar yaitu mengubah mindset warga untuk peduli lingkungan.
"Ngeh demen nyak (kepedulian, senang dan mau) nggak ada yang sulit. Apa yang maunya masyarakat dan pemerintah kan kadang nggak nyambung, lucunya orang gila kayak saya dan kawan-kawan ini perantaranya. Kita bukan fokus sama limbah dan sampah tapi mental masyarakat itu sendiri," ujar Gus Nik.
Kini kesan angker itu pun sirna, dan berubah jadi salah satu tujuan destinasi wisata alam yang ciamik. Yuk traveler, kita main ke Tukad Bindu.
Tonton juga 'Sandi Ingin Naturalisasi Sungai Cileungsi Ala DKI Jakarta':
(bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks