Bagi traveler pecinta kemping, yang kebetulan berada di Ciamis, Jawa Barat, coba berkemah di tempat asyik wisata alam Puncak Jamiaki. Daya tariknya selain menyuguhkan panorama alam di siang hari, malam hari bisa melihat hamparan cahaya lampu kota.
Puncak Jamiaki terletak di Desa Medanglayang, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Berapa bulan terakhir, salah satu lokasi di kawasan Gunung Sawal ini selalu ramai dikunjungi masyarakat terutama pecinta alam dan pendaki gunung. Bahkan ramai diperbincangkan di media sosial Instagram dan facebook.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pengunjung tak usah khawatir dengan keperluan selama di puncak, karena sudah dipersiapkan pengelola. Mulai dari sumber air, fasilitas MCK, pedagang makanan, tour guide dan lainnya tersedia.
"Melakukan pendaftaran di pos pemantauan, langsung mendaki, jalan langsung menanjak. Cukup menantang. Tapi sampai di atas langsung rasa lelah hilang, setelah dihadapkan dengan pemandangan indah," ujar Isal, salah seorang pengunjung asal Indihiang, Tasikmalaya kepada detikcom, Senin (19/8/2019).
Isal mengetahui Puncak Jamiaki ini dari media sosial, sehingga ia tertarik untuk berkemah di lokasi tersebut bersama kawan-kawannya.
"Suasananya indah. Melihat hamparan lampu perkotaan kelap kelip seperti bintang saat malam, memberikan keindahan tersendiri. Suasana pegunungan alam bebas cukup terasa, fasilitas pendukung tetap ada," kata Isal.
![]() |
Dia menilai pengelolaan wisata alam dengan cara swadaya masyarakat ini cukup bagus, meski perlu sentuhan profesionalisme di beberapa bagian pengelolaan.
BACA JUGA: Jembatan Gantung Swiss di Ciamis yang Instagramable
Sekretaris pengelola Puncak Jamiaki, Nanang mengatakan setiap akhir pekan kawasan ini rata-rata dikunjungi oleh 70 pengunjung yang berkemah. Bahkan bisa sampai 200 orang pada waktu tertentu.
Puncak Jamiaki awalnya merupakan kawasan lahan kebun warga. Spot strategis itu sudah sejak dahulu ditemukan oleh warga setempat.
"Jadi dulu kalau mau mengumpulkan hasil panen warga di sini sering menginap di kebun. Dan ditemukan keindahan menatap kawasan kota Tasik dan Ciamis pada malam hari," ujar Nanang.
![]() |
Perkembangan teknologi informasi terutama media sosial membuat keberadaan lokasi itu sampai ke para pendaki gunung. Sehingga banyak pendaki yang datang, terlebih jalur pendakian relatif tak terlalu berat, bahkan sebagai pendaki pemula masih sanggup melewati jalur itu.
"Karena banyaknya pengunjung akhirnya kami warga di sini berinisiatif untuk melakukan pengelolaan dan penataan kawasan. Alhamdulillah walaupun masih serba terbatas kami bisa memfasilitasi kedatangan para pengunjung," kata Nanang.
Namun diakuinya saat ini masih banyak fasilitas pendukung yang kurang seperti kondisi jalan akses yang sebagian belum diaspal. "Harapan kami jalan aspal bisa sampai pos kedua, jadi jarak tempuh lebih pendek," ungkap Nanang.
Pengelolaan kawasan wisata alam Jamiaki sejauh ini telah memberdayakan 75 orang warga yang bertugas mulai dari petugas parkir, tiket, tour guide, kebersihan. Setiap jaga 15 orang bergantian dari 5 RT yang ada di kampung.
(sym/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan