Kisah Batu yang Berpindah-pindah, dari Maluku Sampai ke Rote

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Kisah Batu yang Berpindah-pindah, dari Maluku Sampai ke Rote

Afif Farhan - detikTravel
Sabtu, 14 Sep 2019 17:35 WIB
Batu Termanu di Rote (Afif Farhan/detikcom)
Rote - Selalu ada cerita di suatu destinasi wisata. Seperti Batu Termanu di Pulau Rote, yang konon berpindah-pindah di zaman dulu.

Kabupaten Rote Ndao di NTT dengan Pulau Rote yang merupakan pulau terbesar dan paling banyak penduduknya, memiliki banyak destinasi wisata. Salah satunya adalah Batu Termanu.

Tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendatangi Batu Termanu baru-baru ini. Lokasinya berada di Desa Onatali, tak jauh dari pusat Kota Ba'a, Kecamatan Lobalain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Bukan di Afrika, Ini di Selatan Indonesia

Batu Termanu punya lanskap yang aduhai. Ada padang savana membentang luas, garis pantai yang landai, lautan biru luas dan bebatuan besar.

Soal bebatuan besar, ada dua batu di sana yang disebut Batu Hun dan Batu Suelai. Batu Hun lokasinya berada di lepas pantai, sekitar 300 meter dari bibir pantai dan bagaikan pulau kecil. Sedangkan Batu Suelai, berada di tepian pantai dan menjulang tinggi.

Batu Suelai (di depan) dan Batu Hun (di belakang di lepas bibir pantai) (Abdul haris/detikcom)Batu Suelai (di depan) dan Batu Hun (di belakang di lepas bibir pantai) (Abdul haris/detikcom)


"Masyarakat Rote percaya, Batu Hun disebut batu lelaki dan Batu Suelai adalah batu perempuan. Mereka pun asalnya bukan dari Pulau Rote," kata Frengky, sang pemandu kami.

Maksudnya bukan dari Pulau Rote?

"Konon di zaman dulu, kedua batu ini berasal dari Ambon, Maluku. Mereka hidup berpasangan dan berpindah-pindah untuk mencari tempat yang nyaman untuk ditempati," jawab Frengky.

Memotret Batu Suelai dari perbukitan bebatuan di seberangnya (Ari Saputra/detikcom)Memotret Batu Suelai dari perbukitan bebatuan di seberangnya (Ari Saputra/detikcom)


Lantas setelah dari Maluku, Batu Hun dan Batu Suelai berpindah ke selatan. Sempat ke Timor, Alor dan kemudian sampailah di Pulau Rote.

"Di beberapa tempat, kedua batunya tidak disukai masyarakat atau kehidupan masyarakatnya tidak harmonis. Begitu tiba di Pulau Rote, masyarakat di sini hidup dengan damai dan menyambut Batu Hun dan Batu Suelai dengan suka cita," papar Frengky.

Wisatawan berpose dengan Batu Seulai sebagai latarnya (Ari Saputra/detikcom)Wisatawan berpose dengan Batu Seulai sebagai latarnya (Ari Saputra/detikcom)


Bahkan menurut informasi, kedua batu tersebut juga dipuja. Bahkan disebut sebagai Batu Rezeki, karena dipercaya dapat menurunkan hujan.

"Namun begitu Kristen masuk, ritual seperti itu (kepada kedua batunya) tidak dilanjutkan," terang frengky.

BACA JUGA: Pantai Unik di Indonesia: Tiang Bendera

Kini, Batu Hun dan Batu Suelai menjadi destinasi wisata bernama Batu Termanu. Asyik buat foto-foto, bersantai dan trekking menjelajahinya. Kalau liburan ke Pulau Rote wajib datang ke sini ya!

Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com




(aff/aff)

Hide Ads