Usai mendapatkan penjelasan mengenai kakao, salah satu peserta tur, Taufik mengungkapkan kesannya.
"Selama ini lihat pohon kakao cuma dari gambar doang, sekarang bisa lihat langsung. Saya jadi tahu ternyata ada buah yang enggak bisa tumbuh karena virus, kenapa ada benalunya, bahkan lihat bunganya ternyata kecil," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, peserta lain berpendapat, "saya jadi ingin lebih menghargai petani ya, yang biasanya kita suka nawar seenaknya, sekarang tahu bahwa mereka juga sudah susah payah."
Kesan yang didapatkan peserta ini sejalan dengan tujuan Koko Jali sebagai penyelenggara tur.
"Jadi tujuannya, pertama kita mau memperkenalkan kakao itu sendiri. Terus pergumulan dan kebiasaan para petani, dari virus dan sebagainya, mulai dari kegelisahan ternyata petani juga tidak menikmati. Tanaman kakao juga semakin lama semakin langka padahal punya potensi ekspor. Kita berharap dari kegiatan ini masyarakat jadi tahu dan membuka kesempatan untuk investasi ke petani langsung, bisa langsung ke komunitasnya juga, " kata Founder Koko Jali, Max Andrew Ohandi.
Koko Jali merupakan jasa penyedia paket wisata tematik mengenai toleransi, sosial, lingkungan dan inklusi, misalnya difabel. Mereka juga punya program yang bicara tentang keberagaman dan pelatihan.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol