Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam. Tak heran jika situs-situs budaya di Indonesia telah menjadi warisan dunia.
Ada 5 warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Apa saja situs-situs tersebut?
1. Candi Borobudur
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlokasi di Magelang, Candi Borobudur didirirkan pada tahun 800-an Masehi. Borobudur merupakan candi atau kuil Buddha yang terbesar di dunia.
Monumen ini terdiri atas 6 teras berbentuk bujur sangkar, di atasnya terdapat 3 pelataran melingkar. Dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief.
Stupa terbesar terletak di tengah sekaligus menjadi pusat dalam bangunan ini, dikelilingi oleh 3 barisan yang melingkar. Pada hari libur, Borobudur kerap didatangi wisatawan nusantara maupun internasional.
![]() |
2. Candi Prambanan
Candi Prambanan berlokasi di Sleman, Jawa Tengah. Prambanan menjadi Candi Hindu terbesar di Indonesia dan termegah di Asia Tenggara.
Nama lain dari Candi Prambanan adalah Candi roro Jonggrang. Diperkirakan, candi ini dibangun pada pertengahan abad ke-9
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama. Ada Candi Brahma dan Siwa.
![]() |
3. Situs Manusia Purba Sangiran
Kawasan Situs Sangiran berada di perbatasan wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Ada lebih dari 50% temuan fosil purba di kawasan ini
Museum di Sangiran menyimpan berbagai koleksi barang bersejarah. Sangiran juga merupakan lokasi ditemukannya fosil rahang bawah Pithecantropus erectus atau manusia Sangiran.
Museum beserta situs arkeologinya kerap menjadi tempat wisata edukasi sekaligus penelitian.
![]() |
4. Sistem Irigasi Subak di Bali
Subak merupakan sistem pengairan sawah bagi masuarakat Bali. Berasal dari bahasa Bali, Subak memiliki arti sealiran.
Terletak di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan Bali. Dengan luas lebih dari 400 hektar, tempat ini menawarkan pemandangan sawah serba hijau.
Hingga saat ini, Subak masih diimplementasikan oleh masyarakat Bali. Keberadaannya pun menjadi simbol akan hubungan antara manusia dan Tuhan, sesama manusia dan alam.
![]() |
5. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto
Menurut situs resmi pariwisata Sawahlunto, sejarah Sawahlunto tak lepas dari kedatangan penjajah Belanda ke Indonesia sejak tahun 1596. Saat itu penjajahan Indonesia di bawah Cornelis de Houtman
Saat itu, Belanda yang datang dengan maksud mencari rempah-rempah menyadari bahwa Indonesia juga memiliki kekayaan batu bara dan hasil bumi lainnya.
Pada tahun 1858 keberadaan batu-bara di aliran Batang Omblin yang kini disebut Sawahlunto mulai terendus. Lalu, selang 4 tahun kemudian, peneliti geologi Belanda De Groot van Embden yang kala itu menjadi kepala pertambangan mengajak ahli geologi Willem Hendrik De Greve untuk mulai meneliti kandungan mineral dari wilayah Buitenzorg (Bogor) hingga Bangka dan Ombilin (Sawahlunto).
Saat itu dia menulis hasil penelitian dan membuka cerita tentang lahirnya Ombilin sebagai kota Tambang pertama di Indonesia. Hingga saat ini pun masyarakatnya hidup dari tambang, menjadikan batu bara sebagai budaya yang tak terpisahkan dari masyarakat.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol