Kemudian, ada Patung Jenderal Sudirman di Jakarta Pusat. Patung yang satu ini juga tak akan kamu lewatkan jika melewati jalan protokol Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panglima Jenderal pertama, jenderal besar Indonesia selain Ahmad Yani, Soeharto," Kartika mengungkapkan.
Memiliki tinggi sekitar 12 meter, Patung Jenderal Sudirman juga sempat masuk dalam sejumlah film. Salah satu yang populer adalah di film Naga Bonar yang dibintangi oleh aktor kawakan Dedi Mizwar.
"Yang dipermasalahkan kenapa posenya harus hormat ke jalanan. Orang segagah itu kok ditaruhnya di jalanan, hormat ke siapa saja," Kartika menguraikan.
![]() |
Menjawab kritikan itu, pihak keluarga Panglima Jenderal Sudirman menyatakan sikapnya. Diungkapkan oleh keluarga, mereka tak mempermasalahkan soal itu.
"Moralnya mereka setuju dengan pose ditaruh di sana, karena memang itu karakternya Jenderal Soedirman yang meninggal di umur 35 tahun. Cucunya itu bilang kakek itu sangat mengemban amanah, akan hormat pada siapa saja yang memberi amanah, rakyat Indonesia. Memang itu filosofinya," Kartika menjelaskan.
Saking hebatnya, patung Jenderal Soedirman juga dapat dijumpai di sejumlah wilayah di Indonesia. Malah patungnya juga dapat dijumpai di Negeri Sakura Jepang.
Terakhir ada Patung Selamat Datang di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Dibangun oleh perupa maestro Edhi Sunarso, patung yang menjadi salah satu ikon Jakarta ini dibangun di masa Gubernur Jakarta Henk Ngantung.
"Patung Selamat Datang, menyambut atlet. Edhi Sunarso, desain Henk Ngantung gubernur kala itu," ujar Kartika.
![]() |
Sejarahnya, patung itu diinisiasi oleh Presiden Sukarno untuk menyambung gelaran Asian Games IV di tahun 1962. Pembangunannya sejalan dengan Hotel Indonesia yang menjadi wisma atlet kala itu.
Di sisi lain, tak sedikit yang menyebut Patung Selamat Datang di Bundaran HI sebagai mata yang sarat dengan organisasi Freemason yang kontroversial. Padahal, tidak seperti itu.
"Kenapa kayak mata, kalau dua mata makan tempat. Kalau kotak ini kan bundaran. Ketiga, filosofi matanya untuk harapan, bisa sebagai pusat menyadari sekitarnya," kata Kartika.
Itulah cerita di balik sejumlah patung dan monumen yang ada di Jakarta. Apabila berkesempatan lewat, tak ada salahnya mengagumi keindahan dan pesan personal dari masing-masing patung tersebut dan andilnya dalam perjalanan bangsa.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!