Ini Cerita Perjalanan Menuju Atap Jawa Tengah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

D'Traveler Stories

Ini Cerita Perjalanan Menuju Atap Jawa Tengah

Dwika Mayandi - detikTravel
Senin, 20 Jul 2020 10:37 WIB
Gunung Slamet
Foto: Dwika Mayandi
Jawa Tengah -

Atap Jawa Tengah merupakan julukan untuk Gunung Slamet. Perjalanan mendaki gunung ini begitu berkesan dan menantang. Ini ceritanya.

Untuk teman-teman pencinta alam tentu sudah tahu kan, atap Jawa Tengah itu gunung apa? Ya, atap Jawa Tengah merupakan sebutan Gunung Slamet. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa. Gunung ini memiliki ketinggian 3.428 mdpl dan gunung ini juga memiliki keindahan alam yang tiada tara.

Gunung Slamet merupakan gunung berapi kerucut. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang di provinsi Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalur Bambangan merupakan salah jalur yang kami pilih, karena jalur ini lebih kondusif di bandingkan dengan jalur yang lain. Dari base camp Bambangan hingga pos 1 kita dapat melakukan perjalanan kurang lebih selama 2 jam, akan tetapi selama di perjalanan kita di suguhi dengan perkebunan milik warga dan juga terdapat warung yang menjajakan makanan ringan, jadi tidak perlu takut kelaparan saat berjalan menuju pos 1 (Pondok Gembirung).

Dari pos 1 (Pondok Gembirung) menuju pos 2 (Pondok Walang) kita dapat menempuh perjalanan sekitar 1 jam, saat menuju pos 2 (Pondok Walang) kita sudah dapat merasakan tanjakan-tanjakan kecil dan tentunya kita sudah memasuki hutan yang sangat rimbun.

ADVERTISEMENT

Dari pos 2 (Pondok Walang) menuju pos 3 kita dapat menempuh perjalanan sekitar 1 jam 30 menit. Apabila kalian beruntung maka kalian dapat melihat kawanan monyet yang tentunya mengawasi kalian dari atas pohon.

Dari pos 3 menuju pos 4 kita dapat menempuh perjalanan sekitar 50 menit. Pos 4 yang bernama Samarantu yaitu pos yang cukup tenar karena cerita mistisnya yang beredar. Di pos 4 ini tidak terdapat tanah yang luas seperti pada pos-pos yang lain dan banyak pohon besar yang sudah tumbang.

Dari pos 4 menuju pos 5 jaraknya tidak terlalu jauh. Kita dapat menempuh perjalanan sekitar 30 menit saja.

Di pos ini lah kita bisa mendirikan tenda karena area ini sangat luas dan di pos 5 ini kita dapat menemukan sumber mata air, jadi kita tidak perlu terlalu banyak membawa air dari base camp. Setelah mendirikan tenda segera membuat minuman hangat dan mengganti pakaian agar tubuh terasa lebih hangat dan terhindar dari hipotermia.

Ketita kalian ingin summit dan melihat sunrise di puncak Gunung Slamet, maka kalian harus bangun lebih awal karena perjalanan masih lumayan jauh dan jalannya lumayan sulit. Dari pos 5 menuju ke pos 6 kita dapat menempuh perjalanan sekitar 10 menit saja.

Selain jarak nya tidak terlalu jauh kita juga tidak harus membawa barang yang banyak dan kita hanya membawa barang yang penting-penting saja. Dari pos 6 menuju ke pos 7 kita dapat menempuh perjalanan sekitar 20 menit. Di sini kita dapat melihat pemandangan yang cukup luas karena di pos 7 pohon-pohon sudah tidak terlalu rimbun lagi.

Gunung SlametGunung Slamet.Foto: Dwika Mayandi

Dari pos 7 menuju ke pos 8 kita dapat menempuh perjalanan sekitar 10 menit saja. Di pos 7 dan pos 8 kalian juga bisa mendirikan tenda karena di area tersebut cukup lapang dan kalian dapat melihat langit malam yang di penuhi oleh bintang.

Akan tetapi di pos 7 dan pos 8 tidak terdapat mata air seperti pos 5. Jadi apa bila kalian ingin mendirikan tenda di pos 7 dan pos 8 kalian harus membawa cadangan air yang lumayan banyak.

Dari pos 8 menuju ke pos 9 (Palawang) kita dapat menempuh perjalanan sekitar 15 menit. Di area ini dapat merasakan angin yang kencang dan sangat dingin karena di area ini sudah mulai terbuka dan jarang pepohonan.

Dari pos 9 (Palawang) menuju ke puncak kita dapat menempuh perjalanan sekitar 40 menit. Akan tetapi lama perjalanan ini tergantung dari kemampuan fisik masing-masing.

Karena jalan menuju puncak sangatlah curam dan tentu saja memerlukan tenaga yang ekstra. Terlebih lagi kondisi jalur berbatu yang sangat labil dan mudah menggelinding ke bawah. Dengan kondisi jalur pendakian yang seperti ini sangat perlu kehati-hatian melewatinya agar tidak terperosok dan juga agar batuan tidak mengenai pendaki yang berada di belakang kita.

Setelah sampai di titik tertinggi di atap Jawa Tengah ini kita dapat merasakan berada di atas awan dan kita juga dapat melihat indah nya alam yang tiada tara. Kita juga dapat melihat luasnya Jawa Tengah.

Kita juga bisa melihat gunung-gunung terdekat serta terdapat kawah Segoro Wedhi yang sangat lebar berwarna kuning dan juga mengepulkan asap. Kita juga tidak bisa terlalu berlama-lama berada di puncak karena bau belerang dapat meracuni kita, dan kabut tebal secara perlahan akan menutupi puncak Gunung Slamet dan akan menutupi jalur pendakian dan tentu nya ini sangat berbahaya bagi para pendaki.

---

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Dwika Mayadi, dan sudah tayang di d'Travelers Stories.




(pin/pin)

Hide Ads