Langgar Bubrah ada di Kudus, Jawa Tengah. Bagaimana sejarah berdirinya Langgar Bubrah?
Langgar Bubrah ini terletak di Desa Demangan RT 2 RW 4 Kecamatan Kota Kudus. Lokasinya tidak jauh dari Menara Kudus, diperkirakan sekitar 300 meter.
Sesampainya di lokasi di samping Langgar Bubrah terdapat tulisan "Langgar Bubrah". Di papan itu juga terdapat tulisan yang menunjukkan bahwa Langgar Bubrah sudah menjadi benda cagar budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi bangunan, di depan Langgar Bubrah terdapat benda seperti lingga dan yoni. Ciri lainnya, bangunan Langgar Bubrah tidak utuh. Tampak tumpukan batu bata merah yang masih mengelilingi. Di sisi dalam juga terdapat tempat imam mushola.
Dari sekilas di bata bangunan merah terdapat relief-relief menunjukkan bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Islam. Sementara itu, bagian atap Langgar Bubrah masih berdiri kokoh.
Sejarawan Kudus, Edy Supratno, mengatakan ada istilah terkait dengan Langgar Bubrah. Langgar Bubrah merupakan bangunan sebuah langgar yang identik dengan sebagai tempat ibadah orang muslim.
"Dari cerita rakyat disebutkan bahwa istilah Langgar Bubrah atau Bubar adalah bangunan sebuah langgar yang diidentikkan sebagai tempat ibadah orang muslim," kata Edy saat dihubungi detikcom, Rabu (28/10/2020).
![]() |
Edy menceritakan bahwa Langgar Bubrah didirikan oleh Sunan Kudus. Pembangunan Langgar pada saat malam hari, namun proses pembangunan Langgar Bubrah tidak jadi dilanjutkan. Sehingga bentuknya seperti rusak.
"Konon ceritanya langgar itu dibangun oleh Sunan Kudus di suatu malam, tetapi proses pembangunan langgar itu diketahui orang atau kemenungsan sehingga tidak jadi dilanjutkan. Kisah ini ada kemiripan dengan cerita Roro Jonggrang di Prambanan," Edy menjelaskan.
Edy mengatakan bahwa Langgar Bubrah termasuk dalam kategori mushola. Karena Langgar Bubrah berukuran tidak begitu luas.
"Selain disebut Langgar Bubrah bangunan yang ada di Kudus juga ditulis sebagai Masjid Bubrah. Pertanyaannya, apakah pas reruntuhan itu disebut masjid? Mengingat dimensi ukurannya sempit," kata Edy.
"Pada umumnya masjid untuk salat Jumat. Jika ada ketentuan bahwa jamaah salat Jumat di masjid minimal 40 orang, maka dari ukuran yang ada sulit sekali 40 jamaah bisa tertampung," dia menambahkan.
Tentang Langgar Bubrah Destinasi Wisata Religi di Kudus >>>
Selain ukuran, di lokasi Langgar Bubrah terdapat benda lingga dan yoni. Benda tersebut identik dengan agam Hindu. Benda lingga yoni berada di depan Langgar Bubrah.
"Selain faktor ukuran, saya juga jadi bertanya-tanya, mengapa di lingkungan langgar masjid bubrah Kudus ada benda-benda yang identik dengan agama Hindu? Misalnya relief Wisnu, lingga, yoni, dan batu tumpang," kata Edy.
Meskipun demikian, menurutnya Langgar Bubrah ternyata tidak hanya di Kudus, melainkan juga di sejumlah wilayah lainnya. Dengan demikian, istilah Langgar Bubrah digunakan untuk merujuk sebuah bangunan yang tinggal reruntuhan atau rusak.
"Berikutnya, dari dokumen foto yang dimiliki Belanda saya menjadi tahu, istilah Langgar Bubrah ternyata tidak hanya di Kudus, di tempat lain juga ada. Misalnya di Mranggen, Demak. Dengan fakta ini dapat disimpulkan bahwa istilah langgar bubrah digunakan untuk merujuk sebuah bangunan yang tinggal reruntuhan atau rusak," dia menjelaskan.
![]() |
Terpisah Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, RR. Lilik N. W., menuturkan bahwa Langgar Bubrah tersebut merupakan bagian dari kawasan bagian dari Menara Kudus. Kata Lilik struktur bangunan ada kemiripan di masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Karena ada tatanan seperti bata merah hingga ada benda lingga dan yoni.
"Itu adalah kawasan menjadi bagian dari Menara Kudus. Jadi itu ada kemiripan, di masa kejayaan Majapahit. Ada tatanan bata merah, ciri-cirinya ada di situ," kata Lilik.
"Yoni dan Lingga. Ini kan akulturasi Hindu - Buddha ke Islam. Itu merujuk pada peninggalan kerajaan Majapahit. Kemudian di kiri kanan ada tumpukan batu bata itu ada," Lilik menambahkan.
Langgar Bubrah kata dia sudah masuk dalam benda cagar budaya. Itu sudah sejak tahun 2015.
"Bangunan BCB (benda cagar budaya) tahun 2015, dan saat ini proses pencatatan TACB, tanah itu memang status negara. Kami usulkan untuk menjadi pemkab Kudus. Pemkab merawat di sana yakni Langgar Bubrah dan sudah dirawat," dia menjelaskan.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!