Wayang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Indonesia. Masih dalam rangka merayakan Hari Wayang Sedunia, mari kunjungi Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta.
Sebagai warisan budaya Indonesia, pengetahuan tentang wayang perlu ditingkatkan. Salah satu caranya melalui koleksi museum yang ada di Yogya, Museum Wayang Kekayon.
Museum ini berlokasi di Jl Jogja-Wonosari KM 7, Kalangan, Baturetno, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak dari pusat kota Yogya kurang lebih 6 kilometer atau perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Museum Wayang Kekayon didirikan oleh Prof. DR. dr. KPH. Soejono Prawirohadikusumo, seorang guru besar UGM yang juga masih keturunan Kadipaten Pakualaman. Sehingga tidak heran jika kemudian banyak koleksi wayang yang dimilikinya. Pada tahun 1991, museum ini diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VIII.
"Museum ini dibuat oleh seorang profesor, yakni Prof Dr. Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Soejono yang merupakan guru besar Fakultas Kedokteran UGM pada waktu itu. Namun karena beliau ini masih memiliki keturunan dari Kadipaten Pakualaman sehingga beliau juga memiliki minat di dalam kesenian tradisional jawa khususnya wayang," terang Edukator dari Dinas Kebudayaan Derah Istimewa Yogyakarta, Iwan kepada detikcom.
![]() |
Terdapat tujuh unit dalam gedung pameran. Masing-masing unit memiliki cerita dan periodesasi koleksi wayang. Di unit satu, terdapat koleksi Wayang Purwa lengkap mulai dari Pandawa hingga Kurawa. Wayang Purwa ini menceritakan kisah-kisah dari naskah Mahabarata dan juga Ramayana.
Memasuki unit dua, pengunjung masih disuguhkan dengan koleksi Wayang Purwa. Hanya saja yang ditampilkan lebih kepada potongan adegan yang ada dalam naskah Ramayana dan Mahabarata.
Unit ketiga ada Wayang Madya dan Wayang Gedog. Wayang Gedog ini diciptakan oleh Sunan Giri untuk keperluan Syiar agama Islam pada waktu itu.
Memasuki unit keempat, akan ditampilkan koleksi Wayang Klithik yang terbuat dari kayu dan akan berbunyi "kemlithik" dari benturan kayu ketika dimainkan. Selain itu terdapat tokoh Punakawan gaya Yogya dan Solo. Serta ada pula Wayang Beber di salah satu sudut ruang pameran.
Selanjutnya, untuk unit kelima disini pengunjung akan menyaksikan Masterpiece Museum Wayang Kekayon yakni 100 wayang Kurawa lengkap. Area ini paling luas diantara ruangan lainnya. Ditampilkan pula Wayang Ukur yang termasuk salah satu wayang jenis baru dan beberapa koleksi wayang Nusantara dari Bali, Demak, dan Lombok.
Pengunjung akan diberikan berbagai koleksi Wayang Golek di unit keenam. Mulai dari Wayang Golek Menak, Wayang Golek Wahyu, dan Wayang Golek dari Jawa Barat.
![]() |
Terakhir, di unit ketujuh terdapat Koleksi Wayang Kontemporer. Terdapat sisi menarik wayang dan berbagai kreasi baru dari wayang. Wayang ini memainkan peran seputar komedi. Selain itu terdapat pula Wayang Aji-ajian, Wayang Kancil, dan Wayang Suluh.
"Biasanya lebih mengangkat cerita tentang komedi, jadi di sini kita bisa menemukan wayang dengan karakter yang lebih familier di era-era sekarang. Seperti wayang yang memiliki rambut kribo ini," tutur Iwan.
Selain menampilkan berbagai jenis wayang, terdapat pula koleksi busana dari wayang orang, sketsa senjata dan karakter dalam pewayangan, koleksi topeng, dan juga astrologi wayang.
Fasilitas yang ditawarkan cukup lengkap. Terdapat mushola, toilet, pendapa yang bisa disewakan untuk penyelenggaraan kegiatan, dan juga ruang auditorium yang biasa digunakan untuk pemutaran film.
Museum Wayang Kekayon dapat dikunjungi pada hari Senin-Jumat pukul 08.30-14.00 dan hari Sabtu pukul 08.30-12.00. Untuk hari Minggu dan hari libur tutup kecuali ada reservasi terlebih dahulu. Semasa pandemi, harga tiket mengalami kenaikan. Untuk pengunjung baik umum/pelajar dan mancanegara dikenakan tarif Rp 20.000, sementara untuk tiket kamera Rp 10.000.
Sama seperti kebanyakan tempat wisata lain, Museum Wayang Kekayon juga menerapkan protokol kesehatan bagi para pengunjung.
"Untuk protokol kesehatannya kita menyediakan wastafel itu di depan, handsanitizer, pengukuran suhu tubuh, dan juga masker gratis yang bergambar logo Museum Wayang Kekayon untuk dibagikan ke pengunjung," tutup Iwan.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!