Penerbangan ke Bali di masa pandemi terasa berbeda. Protokol kesehatan ketat diterapkan mulai dari Bandara Soekarno-Hatta, di maskapai, hingga tiba di Bali.
Pandemi COVID-19 membuat masyarakat takut untuk keluar rumah. Namun, beberapa masyarakat harus tetap berpergian untuk urusan kerja, seperti saya.
Ini menjadi penebangan pertama saya sejak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia. Penerbangan Jakarta-Bali dengan menggunakan maskapai BUMN Garuda Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat memasuki area bandara, calon penumpang akan diukur suhu tubuhnya dengan thermonex. Alat ini mampu mengukur suhu tubuh tanpa kontak langsung.
Tak sampai di sini, sebelum check-in, saya harus menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) atau tes usap ke petugas kantor kesehatan pelabuhan (KKP). Penumpang diizinkan terbang bila tes menunjukkan hasil negatif atau reaktif COVID-19.
![]() |
Saat antre pun, petugas berkali-kali mengingatkan calon penumpang untuk tetap menjaga jarak. Sebelum memasuki pesawat, calon penumpang kembali diperiksa suhu tubuh.
Mereka juga wajib menggunakan masker selama perjalanan. Begitu juga pada seluruh awak kabin.
Pramugari dan pramugara juga diharuskan menggunakan sarung tangan plastik. Ini dilakukan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Untuk jaga jarak di dalam pesawat, Garuda Indonesia mengurangi jumlah kapasitasnya menjadi 50%-75%. Setiap penumpang akan diselingi bangku kosong sebagai upaya menjaga jarak.
Ternyata, untuk mengatur sirkulasi udara dalam kabin pesawat, Garuda Indonesia melengkapi seluruh armadanya dengan High Efficiency Particle (HEPA) filter.
![]() |
Selanjutnya: Fungsi HEPA
Alat ini berfungsi menyaring udara atau segala debu partikel hingga bakteri yang ada di pesawat. Dengan begitu, udara yang ada di kabin 99,9% tersaring menjadi udara yang sangat murni.
Ternyata, berpergian dengan pesawat saat pandemi COVID-19 tidak seseram yang saya kira. Sebab, dari awal hingga tiba di Bali protokol kesehatan sangat ketat ditetapkan.
Namun, untuk traveler yang sudah tak memiliki keperluan mendesak lebih baik di rumah saja. Setelah aman, kalian bisa leluasa traveling ke manapun, misalnya Bali, tempat yang sudah dirindukan hampir semua traveler.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!