Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) dan Jawa Tengah mengalami erupsi besar pada tahun 2010. Letusan kala itu meluluhlantakkan pemukiman dan mengakibatkan banyak korban jiwa.
Hingga saat ini, sisa erupsi tahun 2010 masih ada kendati telah tersapu material vulkanik dan awan panas. Namun, bentuk bangunan masih berdiri walaupun beberapa bagian telah hilang.
Kini, salah satu sisa erupsi Merapi 2010 yang disulap menjadi museum terbuka. Lokasinya ada di Padukuhan Bakalan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sleman Aris Herbandang menjelaskan Padukuhan Bakalan merupakan salah satu lokasi yang terdampak langsung erupsi Merapi 2010.
"Bakalan terdapat timbunan material Merapi yang masih utuh tertumpuk hingga merusak rumah penduduk saat itu," kata Herbandang melalui lesan singkat, Senin (16/11/2020).
Kala itu, Padukuhan Bakalan menjadi salah satu daerah yang hancur lebur karena erupsi. Saat ini, daerah itu sudah tidak berpenghuni lagi. Daerah itu pun kini tengah diusulkan sebagai salah satu kawasan cagar alam.
"Keberadaannya sebagai saksi sejarah dahsyatnya erupsi Merapi 2010 dan sedang diusulkan sebagai salah satu kawasan cagar alam geologi endapan erupsi muda Gunung Merapi," paparnya.
![]() |
Museum terbuka ini, lanjutnya, juga merupakan wisata edukasi terkait mitigasi bencana. Termasuk juga sebagai salah satu spot pemberhentian wisata jip lava tour.
"Museum Bakalan dalam pengembangan sebagai wisata edukasi terkait mitigasi, geoheritage dan wisata minat khusus sebagai salah satu ampiran destinasi jip wisata," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Fasilitas Pariwisata Dispar Sleman Dewi Setyowati menjelaskan kawasan itu masih dalam proses penataan.
"Saat ini pengelolaan masih dilakukan oleh dinas dikarenakan destinasi masih baru dan sedang akan dilakukan untuk pengembangan atraksinya," jelas Dewi.
"Pengelolaan, kami akan kerjasama dengan kelompok masyarakat setempat untuk kegiatan pengembangan atraksi di destinasi tersebut," sambungnya.
Museum ini berjarak sekitar 13-14 kilometer dari puncak Merapi. Sehingga aman untuk dikunjungi wisatawan. Selain itu, dinas belum memberlakukan retribusi untuk destinasi wisata ini.
"Secara teknis tahun 2020 ini kami baru membangun fasilitas dasar berupa toilet, pergola dan dan penataan landscapenya. Karena masih minimnya sarpras dasar, untuk saat ini masih belum ada retribusi masuk ke Museum Bakalan," pungkasnya.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!