Menjelajah Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, seolah tidak pernah lepas dengan kekayaan wisata alamnya. Salah satunya wisata Air Terjun Sarambu Liawan.
Berada di Desa Tadisi, Kecamatan Sumarorong berkunjung ke tempat wisata ini memiliki sensasi tersendiri. Selain karena panorama alamnya masih sangat alami, di tempat ini mata pengunjung dimanjakan keindahan air terjun yang menjulang dan dikelilingi pepohonan tinggi.
Lokasi wisata yang satu ini, berjarak sekira 3 kilometer dari Jalan Poros Mamasa. Dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekira 300 meter, melewati areal persawahan khas daerah pegunungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari kejauhan, terdengar suara gemuruh Air Terjun Sarambu Liawan yang jatuh dari ketinggian, seolah memanggil pengunjung, untuk segera mencapai tempat wisata yang menawan dan menggoda ini.
Bak embun, terpaan bias air yang jatuh dari ketinggian dan terbawa angin, dijamin mampu membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu di tempat ini.
Jika ingin sensasi tambahan, pengunjung bisa masuk ke dalam kolam di dasar Air Terjun Sarambu Liawan, sembari merasakan dinginnya air. Sangat cocok sebagai tempat untuk merelaksasi diri, akibat kepenatan rutinitas kerja.
Lokasi Air Terjun Sarambu Liawan, dilengkapi sejumlah fasilitas. Selain Aula pertemuan, Mushola, Toilet pada beberapa titik, terdapat pula sejumlah villa untuk pengunjung yang ingin menghabiskan waktu di tempat ini.
![]() |
Terdapat pula sejumlah spot foto menarik, diantaranya rumah pohon, gerbang dari tanaman merambat, serta jembatan kayu berlatarkan air terjun Sarambu Liawan.
Tarif Air Terjun Sarambu Liawan: Rp 10.000 per Orang
Bagi setiap warga yang ingin berkunjung, pengelola mengenakan tarif Rp sepuluh ribu rupiah untuk setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak.
Penjaga loket masuk, Yuni mengungkapkan, dulunya saat hari libur tiba, lokasi wisata air terjun Sarambu Liawan ramai pengunjung dari berbagai daerah. Namun sejak pandemi virus Corona, jumlah kunjungan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Dulu bisa 50-100 pengunjung per akhir pekan, dari Mamasa, Wonomulyo, Polman. Sejak pandemi, dampaknya pengunjung berkurang, sehari kadang 15-25 orang," sambungnya.
![]() |
Bahkan menurut Yuni, tempat wisata ini sempat ditutup selama beberapa bulan untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus Corona.
"Sempat ditutup selama dua bulan akibat pendemi. Sejak dibuka, kita selalu menghimbau para pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan, " terangnya.
Salah seorang pengunjung Ansar mengaku terkesima dengan keindahan air terjun Sarambu Liawan. "Luar biasa sekali, ini sangat berpotensi untuk lebih dikembangkan lagi. Luar biasa sangat menakjubkan, karena memiliki keindahan alam yang sangat keren, " ungkapnya.
Namun demikian, Ansar menyayangkan, lantaran belum semua akses jalan ke lokasi wisata ini dalam kondisi bagus. Beberapa titik masih rusak parah, dan membahayakan warga maupun pengunjung, apalagi usai diguyur hujan.
"Yang paling perlu adalah akses jalan ke tempat ini, karena jalan masih rusak dan perlu perjuangan untuk sampai ke sini," ujarnya, meminta agar pemerintah setempat memberikan perhatian.
Menurut cerita, nama Air Terjun Sarambu Liawan berasal dari kata Malliawan yang artinya mengasingkan. Sejarahnya, tempat ini ditemukan oleh orang yang mengasingkan diri dari keramaian.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit