ABG Suku Dayak Ini Piawai Bikin Alat Musik Tradisional

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

ABG Suku Dayak Ini Piawai Bikin Alat Musik Tradisional

Syanti Mustika - detikTravel
Senin, 14 Des 2020 07:11 WIB
anak dayak membuat sape
Talino Poe, 19 tahun, dan sape alat musik khas Suku Dayak, hasil bikinannya. (Syanti/detikcom)
Aruk -

ABG dari Suku Dayak ini memiliki kemampuan spesial. Dia piawai membuat alat musik tradisional dan mampu memasarkannya.

Tim Tapal Batas detikcom bersama BRI datang ke Aruk, Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Di sana kami bertemu dengan ABG yang bisa membuat alat musik tradisional Dayak dengan tangannya sendiri dan dijual.

Namanya Talino Poe. Dia berusia 19 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Talino menekuni pembuatan alat musik tradisional khas Dayak itu sejak tahun 2014. Dari mana kemampuan itu dimilikinya?

"Pertama belajar dari kawan sekampung. Kemudian saya juga ikut sanggar dan belajar juga dari sana tentang musik. Pertama kali ingin membuat alat musik sape ini karena tidak ada uang untuk membeli, harganya mahal kan. Jadi saya belajarlah membuatnya," kata Talino.

ADVERTISEMENT
anak dayak membuat sapeTalino bermain sape Foto: (Syanti/detikcom)

Talino mengungkapkan biasanya membutuhkan waktu satu pekan untuk mengerjakan sape. Alat yang digunakan pun seadanya alias sederhana.

"Karena kami menggunakan alat yang sederhana, jadi butuh waktu satu minggu bagi saya untuk mengerjakan satu sape," kata dia.

Bicara pendapatannya dari sape, Talino membuka rahasia jika pendapatannya tergantung pesanan.

"Saya kan sistemnya tergantung pesanan. Kalau pesanannnya sedikit saya lakukan sendiri, namun jika pesanannya banyak saya minta bantuan sama kawan dan juga bapak," ujar Talino.

"Rata-rata dalam sebulan, sebelum pandemi Corona ini sebulan ada tiga sape yang bisa dijual. Tapi, sejak Corona menurun bahkan tidak ada," dia mengisahkan.

anak dayak membuat sapeSape buatan Talino Foto: (Syanti/detikcom)

Harga sape bervariasi. sape buatan Talino juga telah melalang jauh keluar dari Sambas.

"Biasanya kalau sekitar Kecamatan Sajingan Besar harganya mulai Rp 1,5 juta. Jika di luar kecamatan mulai dari Rp 2 juta- Rp 2,5 juta. Sape buatan saya pernah dikirim ke Bali, Kalimantan Timur, dan Malaysia," katanya.

Traveler yang tertarik membawa sape pulang dan kekurangan uang tunai, tidak usah khawatir. Di kawasan PLBN Aruk kamu bisa menjumpai ATM BRI. Jaraknya sekitar 4 Km dari pos perbatasan atau 6 menit berkendara. Lokasinya dekat dengan Puskesmas Sajingan Besar. Atau kamu bisa juga menggunakan jasa para agen BRILink yang tersebar di Aruk. Gampangnya datang saja ke toko kelontong di sana. Banyak kok yang dekat PLBN Aruk.

Sebagai seorang pengrajin, Talino menyimpan harapan dan cita-cita untuk masa depannya. Juga bagi Suku Dayak.

"Harapan saya yaitu adanya bantuan alat-alat untuk membuat sape, ini kan hanya menggunakan alat sederhana. Misalnya alat untuk mengukir supaya lebih cepat dan mudah," ujar Talino.

"Saya ingin nanti punya studio sendiri. Juga ingin kuliah dan mengembangkan kesenian sape hingga dikenal orang luar," kata dia.


---

Ikuti terus jelajah Tapal Batas detikcom bersama BRI di tapalbatas.detik.com!

Simak video "Karya Perajin Suku Dayak Aruk Dijual hingga Malaysia"

[Gambas:Video 20detik]



(sym/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Jelajah Aruk, Batas RI-Malaysia
Jelajah Aruk, Batas RI-Malaysia
25 Konten
Aruk merupakan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan. Yuk simak wisata dan budayanya.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads