Di Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu ada satu tempat nongkrong yang hits di kalangan anak muda. Taman Alun namanya. Namun sayang, destinasi ini sepi sekali di saat pandemi.
Putussibau di Kabupaten Kapuas Hulu yang berbatasan langsung dengan Malaysia punya beragam wisata untuk traveler. Salah satu yang lagi hits yaitu Taman Alun. Lokasinya berada di pinggir Sungai Kapuas, tepatnya di sebelah Rumah Dinas Bupati Kapuas Hulu.
Dari Taman Alun, traveler bisa menikmati pemandangan indah sungai Kapuas saat sore tiba. Momen sunset dari tepi sungai Kapuas dengan latar belakang jembatan ikonik akan jadi suguhan tersendiri bila berkunjung ke sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Taman Alun, ada tempat kulineran juga. Biasanya ada lapak-lapak penjaja kuliner kaki lima. Traveler bisa menyicipi hidangan Kerupuk Basah yang khas dari Kapuas Hulu. Aneka makanan lain dan beragam minuman juga tersaji di Taman Alun.
Yang lebih spesialnya lagi, bila berkunjung ke Taman Alun saat malam hari, traveler bisa menikmati 'Lorong Cahaya'. Rangka besi yang biasa dipakai untuk tenda hajatan outdoor disulap jadi tempat berfoto dengan memakai aneka lampu warna-warni.
Jadilah semacam lorong yang memancarkan cahaya indah di kala malam. Tapi, itu dulu sebelum pandemi. Selama pandemi, 'Lorong Cahaya' di Taman Alun ditiadakan. Jalanan di depan Taman Alun pun jadi gelap gulita, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Sejak pandemi Corona muncul, Taman Alun memang sudah tidak boleh lagi jadi tempat keramaian dan berkumpulnya masyarakat. Akibatnya, suasana sepi senyap pun terasa begitu menginjakkan kaki di Taman Alun.
Hanya ada satu dua orang saja yang berkunjung ke Taman Alun malam itu. Padahal malam hari seharusnya jadi waktu favorit bagi warga Putussibau untuk berkunjung ke Taman Alun.
Lapak permainan anak-anak seperti mandi bola dan kereta-keretaan, yang biasanya ramai juga terlihat sangat sepi. Hanya ada 1-2 bocah saja yang main naik kereta atau naik kuda-kudaan robot yang bisa jalan sendiri.
"Sepi banget mas sejak pandemi. Tapi kami harus tetap buka buat makan," ujar salah satu penjaga lapak wahana permainan anak.
Situasi pandemi Corona memang menempatkan masyarakat di situasi yang sangat pelik. Di sisi lain ingin berkunjung santai melepas penat, namun di sini lain harus menjaga jarak dan patuh protokol kesehatan.
Di sisi ekonomi juga, pedagang di Putussibau ingin untung dengan pengunjung datang. Namun sebaliknya, jika banyak orang datang, risiko penularan virus akan makin besar. Semoga pandemi ini segera berlalu dan semuanya kembali normal.
---
Program Tapal Batas mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol