Terletak di Kapuas Hulu yang berbatasan dengan Malaysia, Danau Sentarum menawarkan pesona tersendiri. Jika musim kemarau, danau ini bisa dilewati motor lho!
Selain punya sungai, kekayaan alam Kapuas Hulu juga meliputi danau. Ada Danau Sentarum yang menempati 7 kecamatan sekaligus di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi Kecamatan Batang Lupar, Nanga Kantuk, Suhaid, Selimbau, Jongkong, Bunut dan terakhir Badau.
Jangan heran, karena luas Danau Sentarum mencapai 127 ribu hektar, menjadikan Danau Sentarum sebagai danau terbesar di Kalimantan dan salah satu yang terbesar di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan menuju ke Danau Sentarum bisa dimulai dari beberapa pintu masuk. Pintu masuk terdekat bisa dari Lanjak. Sementara pintu masuk lainnya bisa dari Selimbau atau Semitau.
Tim Tapal Batas detikcom memilih jalur sedikit berbeda dari biasanya. Kami memilih memulai perjalanan dari Putussibau, ibu kota kabupaten Kapuas Hulu. Perjalanan dari Putussibau ke Sentarum mencapai 6 jam naik speedboat. Perjalanan yang cukup panjang, namun sepadan dengan pengalaman dan pemandangan yang akan kami saksikan.
![]() |
Rombongan kami menyempatkan diri mampir ke Embaloh Hilir untuk melihat proses pembuatan kerupuk basah, kuliner khas Kapuas Hulu. Selanjutnya, titik pemberhentiannya ada di Selimbau untuk melihat Masjid Jami At Taqwa yang sangat bersejarah.
Baru setelah melewati 2 titik itu, kami masuk ke Danau Sentarum. Semua tempat itu satu jalur mengikuti Sungai Kapuas. Kami sampai di Danau Sentarum sekitar pukul 15.00 sore hari.
Sesampainya di Danau Sentarum, rasanya seperti sedang berada di lautan. Hanya air sejauh mata memandang. Hamparan air itu tampak memenuhi sela-sela pepohonan dan hutan yang ada di sana.
Karena baru pertama kali berkunjung ke Danau Sentarum, nahkoda speedboat kami langsung menghentikan kapal yang dia kemudikannya tak jauh dari pintu masuk Danau Sentarum.
"Ayo cuci muka dulu pakai air danau!" katanya.
![]() |
Rupanya masih ada kepercayaan masyarakat setempat terkait Danau Sentarum. Bagi yang baru pertama kali berkunjung ke danau ini, sebaiknya mengucapkan 'salam perkenalan' dengan cara membasuh muka dengan menggunakan air danau. Gunanya, agar selama perjalanan mengarungi Danau Sentarum kita mendapat perlindungan.
Danau Sentarum memang unik. Danau ini bukan berasal dari letusan vulkanik seperti Danau Toba, melainkan dari hamparan banjir dari danau-danau kecil sekitar Sungai Kapuas. Danau ini pun punya periode pasang surut sendiri.
Dalam 10 bulan selama setahun, Danau Sentarum bisa sangat melimpah air. Namun bisa saja di musim kemarau, Danau Sentarum kering kerontang. Bahkan sampai bisa dilewati motor saking keringnya!
Danau Sentarum pun jadi rumah bagi keanekaragaman flora dan fauna khas Kalimantan, terutama jenis-jenis ikan air tawar, serta Bekantan si hidung panjang. Ada beberapa spot wisata di Danau Sentarum, seperti Bukit Tekenang, Pulau Melayu dan juga Pulau Sepandan.
Namun karena sedang pandemi Corona, spot-spot tersebut ditutup untuk umum. Kami hanya sempat mampir sebentar di Pulau Sepandan, lalu kemudian pulang kembali ke Lanjak sebagai spot terdekatnya. Perlu waktu seharian sepertinya agar puas menikmati keindahan Danau Sentarum dan seluruh potensi wisatanya, tentunya jika pandemi Corona ini sudah selesai.
---
Program Tapal Batas mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!