Tidak hanya Jam Gadang yang bisa traveler temui di Bukittinggi. Banyak kok tempat wisata Bukittinggi untuk liburan kamu. Catat, nih!
Bukittinggi merupakan salah satu garda terdepan pariwisata Sumatera Barat (Sumbar). Lokasi satu tempat wisata dengan satu tempat wisata lainnya yang berdekatan memudahkan traveler untuk menjelajahi kota ini.
Wisata alam, wisata sejarah, dan kuliner menjadi paket komplet Bukittinggi bagi traveler. Apa saja destinasi wisata Bukittinggi?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi kamu yang ingin liburan ke sana, detikcom telah merangkum, Kamis (7/1/2021) destinasi wisata Bukittinggi yang bisa kamu kunjungi.
1. Jam Gadang
Jam Gadang merupakan ikonnya Bukittinggi. Menara setinggi 37 meter yang terdiri dari 4 tingkat ini dibangun pada tahun 1926.
Jam Gadang disebut-sebut sebagai kembarannya Big Ben di London lho. Ada mirip-miripnya kan?
![]() |
Jam gadang ini memiliki empat jam dengan diameter masing-masing 80 cm. Jam tersebut digerakkan secara mekanik oleh mesin yang didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur.
Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
2. Benteng Fort de Kock
Benteng ini berada di Bukit Jirek Negeri Bukittinggi. Sejarahnya, benteng ini dibangun pada tahun 1825. Kemudian direnovasi pada tahun 2002 oleh pemda Bukittinggi.
Benteng ini menjadi saksi perjuangan pasukan Paderi yang dipimpin Imam Bonjol. Awalnya, terjadi pertikaian antara Kaum Adat, yang masih berpegang adat lama, dan Kaum Paderi, yang berpegang pada syariat Islam. Kemudian masuk tentara Hindia-Belanda ke dalam konflik tersebut.
Pemerintah Hindia-Belanda yang dimintai bantuan oleh Kaum Adat dengan leluasa mendirikan sejumlah benteng di wilayah dataran tinggi (darek) Minangkabau untuk mengalahkan Kaum Paderi. Nah, di antaranya Benteng Fort de Kock di Bukittinggi dan Fort van der Capellen di Batusangkar.
Perjanjian kerjasama antara Kaum Adat dan Hindia-Belanda tersebut pada akhirnya berbalik merugikan Kaum Adat sendiri dan menyebabkan runtuhnya Kerajaan Pagaruyung.
Benteng ini sebenarnya diberi nama 'Sterreschans' yang memiliki arti benteng pelindung. Nama Fort de Kock sebenarnya merupakan nama lain dari lokasi dimana benteng itu berdiri, yaitu Bukit Jirek. Nama lokasi ini didedikasikan Bauer kepada pejabat Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang sekaligus Komandan Militer (commandant der troepen) kala itu, Hendrik Merkus Baron de Kock.
3. Jembatan Limpapeh
Ini juga menjadi ikonnya Bukittinggi, lho. Jembatan ini dibangun pada tahun 1995 dan melintang dengan panjang 90 meter dan lebar sekitar 3,8 meter.
Jembatan ini menghubungkan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort de Kock.
4. Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
Ini adalah kebun binatang tertua peninggalan Belanda di Indonesia, lho. Taman ini dibangun pada tahun 1900 dengan nama Stormpark.
Di dalam Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini terdapat rumah adat Minang. Selain itu, juga ada jembatan Limpapeh.
Simak Video "Video: Marapi Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,6 Kilometer"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol