Sejarah Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sejarah Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 03 Feb 2021 18:31 WIB
Penerbang domestik selain mudik dibuka kembali bagi penumpang bersyarat. Meski dibuka lagi, suasana di Bandara Halim Perdanakusuma terpantau sepi pagi ini.
Ilustrasi Bandara Halim Perdanakusuma (Rengga Sancaya/detikTravel)
Jakarta -

Telah ada sejak lama, Bandar Udara Halim Perdanakusuma jadi satu-satunya bandara yang masih beroperasi persis di Jakarta. Berikut sejarahnya.

Dilihat detikTravel dari situs resmi Citilink, Rabu (3/2/2021), Bandar Udara Halim Perdanakusuma sudah ada sejak tahun 1928 dengan nama awal Bandara Cililitan. Sesuai dengan lokasi Cililitan yang berdekatan dengannya.

Bandara ini pertama kali digunakan oleh maskapai milik kolonial Belanda di Indonesia dengan rute penerbangan pertama dilakukan ke Batavia - Bandung, Batavia - Semarang yang dilakukan pada 1 november 1928.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tanggal 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.

Awal mulanya, Bandar Udara Halim Perdanakusuma menjadi bandara yang hanya melayani penerbangan VVIP dan charter flight. Namun, sejak 10 Januari 2014, bandara ini beroperasi sementara menjadi bandara komersial mulai untuk membantu penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang cukup padat.

ADVERTISEMENT

Selain sebagai pangkalan militer, Halim juga berfungsi sebagai bandar udara sipil utama di Jakarta bersamaan dengan bandara Kemayoran. Pada tahun 1974, bandara ini harus membagi penerbangan internasional dengan bandara Kemayoran dikarenakan padatnya jadwal dan rute penerbangan Halim.

Kala itu, Bandar Udara Halim juga sempat ditunjuk menggantikan peranan Bandara Kemayoran yang semakin padat. Namun, pemerintah memiliki solusi lain untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membangun sebuah bandar udara baru di daerah Cengkareng.

Kelak bandar udara tersebut dinamakan Bandara Seokarno-Hatta. Setelah Kemayoran ditutup, Bandar Udara Halim Perdanakusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk berfokus guna kepentingan militer.

Selain itu, sejak tahun 2013 Bandar Udara Halim Perdanakusuma juga melayani penerbangan haji yang dialihkan dari Bandara Soekarno - Hatta akibat dari revitalisasi yang sedang dilakukan bandara tersebut.

Adanya Bandar Udara Halim Perdanakusuma sangat membantu baik untuk pertahanan negara atau untuk penerbangan pribadi maupun komersil. Bandara ini juga dikelola langsung oleh pihak Angkasa Pura dan Angkatan Udara Indonesia.

Oleh karena itu, tak heran jika Bandar Udara Halim Perdanakusuma memiliki fasilitas dan teknologi yang cukup baik.




(rdy/ddn)

Hide Ads