Tenun Terfo, Tenun Warisan Nenek Moyang Suku Sobey di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tenun Terfo, Tenun Warisan Nenek Moyang Suku Sobey di Papua

Hari Suroto - detikTravel
Jumat, 26 Mar 2021 14:56 WIB
Tenun Terfo dari Suku Sobey di Papua
Tenun Terfo dari Suku Sobey di Papua (Hari Suroto for detikTravel)
Jayapura -

Suku Sobey di Sarmi, Papua memiliki kain tradisional bernama tenun terfo. Tenun terfo terbuat dari serat alam hasil pintalan daun pohon nibun.

Tenun terfo merupakan budaya Suku Sobey yang tinggal di Kampung Sawar, Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi, Papua.

Budaya menenun ini merupakan pengetahuan yang diwariskan nenek moyang mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenun Terfo dari Suku Sobey di PapuaTenun Terfo dari Suku Sobey di Papua Foto: Hari Suroto for detikTravel

Pada masa lalu, kain terfo berfungsi sebagai pakaian dan untuk keperluan adat. Kain tenun terfo memiliki motif persilangan garis yang menarik.

Proses pembuatan selembar kain tenun terfo membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Mulai dari pengambilan bahan dari hutan, perebusan daun nibun, pewarnaan, pemintalan menjadi benang, hingga proses menenun. Sebagai bahan, hanya bagian daun pucuk muda pohon nibun yang bisa digunakan.

ADVERTISEMENT

Pohon nibun merupakan sejenis palem yang banyak tumbuh di hutan Sarmi.

Pewarnaan setiap helai benang pada kain terfo juga menggunakan warna alam. Dalam proses pewarnaan, daun palem dikeringkan selama tiga hari, kemudian direbus selama satu jam, hingga serat-seratnya terlepas. Serat-serat itu disimpan dalam sebuah wadah. Setelah dingin dan kering, serat dipisah-pisah dan dibersihkan dalam air laut kemudian dibilas dengan air bersih.

Kemudian, serat-serat itu dikeringkan dengan dijemur selama beberapa jam dan dipilin menjadi benang. Benang selanjutnya dicelup ke dalam bahan pewarna merah, hitam, kuning, atau biru. Kemudian masuk proses penenunan menggunakan alat tenun gedogan yang sederhana.

Ragam hias yang ditenun pada kain itu terdiri dari garis-garis arah lungsi atau persilangan garis lungsi dengan garis pakan.

Tenun Terfo dari Suku Sobey di PapuaTenun Terfo dari Suku Sobey di Papua Foto: Hari Suroto for detikTravel

Proses yang alami dan memakan waktu lama ini menentukan nilai kain tenun terfo. Satu lembar tenun terfo seharga Rp 1 juta. Para penenun terfo sangat sedih ketika ada pembeli yang menawar dengan harga rendah, sebab menurut mereka butuh waktu lama dalam proses pembuatan terfo.

Tenun terfo dapat dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda. Kain tenun terfo harus dilestarikan. Salah satu caranya dengan mengusulkan tenun terfo masuk daftar perlindungan mendesak UNESCO. Para perajin tenun terfo ini adalah maestro seni. Mereka perlu ruang untuk mewariskan ilmunya, yaitu dengan mengajarkan langsung ke siswa sekolah atau mahasiswa seni.

***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.




(fem/fem)

Hide Ads