Aek Sipitu Dai, Mata Air Tujuh Rasa Pengabul Permintaan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Aek Sipitu Dai, Mata Air Tujuh Rasa Pengabul Permintaan

bonauli - detikTravel
Kamis, 01 Jul 2021 07:12 WIB
Aek Sipitu Dai
Aek Sipitu Dai (Bonauli/detikcom)
Samosir -

Samosir bukan cuma Danau Toba, ada beberapa tempat wisata menarik yang bisa traveler kunjungi. Salah satunya adalah Aek Sipitu Dai.

Nama Aek Dipitu Dai memiliki arti Air Tujuh Rasa. Destinasi wisata ini berada di Desa Limbong Mulana, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Wisata Aek Sipitu Dai memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 wisata dengan melakukan pengecekan suhu tubuh. Melewati turunan berbatu, mata air ini bisa dengan mudah ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuh mata air ini dibagi menjadi dua ruangan, empat pancuran berada di ruang perempuan sementara sisanya di tempat khusus laki-laki. Sebelum jadi tempat wisata, dulunya Aek Sipitu Dai ini dijadikan sendang, tempat untuk mandi, cuci, kakus atau MCK.

Tak hanya itu, sejak dulu mata air ini dianggap sakral, sehingga banyak yang datang untuk melakukan ritual tertentu. Wisatawan diizinkan masuk ke kedua ruang ini bergantian dengan sebelumnya mengucapkan permisi, siapa tahu ada warga yang sedang mandi atau mencuci.

ADVERTISEMENT
Aek Sipitu DaiAek Sipitu Dai Foto: (Bonauli/detikcom)

Karena penasaran detikTravel pun mencobanya. Tujuh mata air ini punya karakteristik yang berbeda. Dari mata air pertama air yang keluar agak asin, kemudian yang kedua sedikit bersoda, pancuran ketiga punya air sedikit pahit, dan yang keempat mirip dengan mata air kedua namun dengan rasa soda yang lebih banyak.

Mata air kelima agak sedikit tawar, mata air yang keenam juga bersoda, dan yang ketujuh airnya terasa sedikit pahit. Mata air ini diberi sekat karena kegunaannya sebagai pemandian sakral.

Aek Sipitu Dai dipercaya dapat mengabulkan permintaan. Tiap mata air memiliki khasiat yang berbeda-beda. Mulai dari menyembuhkan bayi, enteng jodoh, menyembuhkan penyakit, hingga memberikan kekuasaan. Tak jarang petinggi daerah datang ke sini untuk meminta kekuasaan.

Aek Sipitu DaiAek Sipitu Dai Foto: (Bonauli/detikcom)

Berada di bawah pohon beringin, mata air ini terus mengalir tiada henti untuk menghidupi warga sekitar. Wisatawan boleh dengan bebas untuk membawa pulang air dari sini.

Kalau tidak bawa tempat botol minum, ada warung yang menyediakan jeriken plastik yang bermuatan 5 liter air. Harganya hanya Rp 10 ribu per buah.

Namun ada pantangan yang harus dilakukan jika ingin merasakan khasiat air ini. Air yang sudah dibawa tidak boleh dilangkahi atau diletakkan di atas lantai begitu saja, harus memiliki alas.

Air ini bisa dicampurkan dengan air biasa sebagai minuman sehari-hari agar tubuh tetap sehat. Takarannya sedikit saja, yang penting ada. Sebaiknya air diambil dari 7 mata air dan dicampurkan ketika hendak diminum saja.

Aek Sipitu DaiAek Sipitu Dai Foto: (Bonauli/detikcom)

"Air ini tidak akan berlumut disimpan berapa lama juga," ujar Muria Marpaung, salah seorang pengunjung.

Halaman berikutnya ---> Tinggalan marga Limbong

Menurut cerita setempat, air ini berasal dari Ompung Limbong, generasi kedua marga Limbong yang mencari sumber air. Setelah berdoa, dirinya mencoba untuk menancapkan tongkatnya ke tanah.

Tongkat ditancapkan tujuh kali hingga menjadi tujuh mata air. Setelah dicicipi, airnya memiliki tujuh rasa yang berbeda.

Kamu bisa merasakan tujuh rasa berbeda dari mata air sakral ini secara gratis. Siapa tau pulang-pulang dapat jodoh!



Simak Video "Video Sorotan Komisi VII DPR soal Status Geopark Danau Toba Terancam Dicabut"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads