Siti menjelaskan pada tahun 70-an, masyarakat tidak berani melintas sendirian ke terowongan Lampegan tersebut. Sebabnya, karena beredarnya mitos Nyi Sadea dan banyaknya orang yang mengaku melihat sosok yang diduga Nyi Sadea.
"Kalau dulu, siang-siang saja tidak ada yang berani melintas terowongan Lampegan. Apalagi, menjelang magrib. Kalau ada yang jelang magrib menyebrang, dianggap pemberani," dia menuturkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun mitos Nyi Sadea di terowongan Lampegan tersebut masih sering diceritakan hingga sekarang, tetapi masyarakat sudah tak begitu takut untuk melintas terowongan tersebut saat tak ada kereta.
"Kalau sekarang sudah biasa, tidak seperti dulu banyak yang takut karena mitos. Padahal yang penting banyak berdoa semoga selalu diberi keselamatan," kata dia.
Simak Video "Video: KAI Bagi-bagi Diskon Tiket Kereta Api Buat Mudik Lebaran 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan